Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Suami untuk Aphrodite

Gambar
Venus/Boticelli Source : Wikimedia Common Perlahan-lahan, mungkin selama ratusan tahun, sekumpulan buih-buih di lautan itu terus mengumpul, menggumpal, menyatu. Buih-buih putih yang berasal dari benih Uranus yang jatuh kesamudera luas dari tubuhnya, saat Cronus putranya, berusaha membunuhnya. Tidak peduli apapun yang terjadi, bahkan tidak saat bumi terguncang akibat perang antara Titan dan para Dewa selama sepuluh tahun, buih-buih itu terus menyatu. Sedikit demi sedikit, terbentuk suatu makhluk dewata yang luar biasa indah. Kekerasan ternyata tidak selamanya menghasilkan keburukan. Kesadaran perlahan-lahan merasuk, menghidupkan makhluk yang indah ini. Sinar matahari membelainya, memberikannya rambut yang keemasan. Samudera luas memberikannya mata yang biru dengan sorot sedalam samudera. Buih-buih yang menjadi warna yang putih bersih dikulitnya.  Gelombang lautan memberikan lekuk-lekuk menggairahkan diseluruh tubuhnya. Aphrodite terbangun dari tidur panjangnya dari samudera,

Manga Bela Diri Jadul Favorit

Gambar
Pixabay/Karate Akhir-akhir ini saya sedang kumat, kembali membaca komik Jepang alias manga. Sebetulnya saya sendiri tidak terlalu sering membeli komik, biasanya menyewa saja. Dua adik laki-laki saya lah yang rajin membeli komik. Karena itu, saya pun jadi ikut-ikutan suka komik shonen. Di Jepang, komik dikategorikan sesuai dengan pembacanya. Yang pernah saya baca kebanyakan masuk kedalam kategori Shounen, Shoujou dan Seinen. Masih banyak kategori lain, tapi saya tidak terlalu suka. Shounen adalah manga untuk anak sampai remaja laki-laki, isinya biasanya tentang olahraga, beladiri, robot, juga ada unsur percintaan. Sementara shoujou untuk remaja perempuan, biasanya tentang urusan cinta-cinta romantis, segala hal yang imut dan berbunga-bunga, drama, dan sejenisnya. Seinen untuk pria dewasa, karena mengandung unsur kekerasan dan jalan cerita yang lebih rumit. Jenis manga favorit saya, bahkan sampai sekarang, adalah manga shounen bela diri jenis beladiri. Terutama yang kocak.

Apakah menjadi Triliuner itu Amoral? Dari Debat Oxford Union

Gambar
Pixabay/Wealth Sebagian besar kita bisa jadi tidak paham apa itu Triliuner. Secara kata mungkin mengerti, tapi tidak akan bisa membayangkan, sekaya apa triliuner itu. Kalau miliuner sih banyak, soalnya begitu rendahnya mata uang kita, sehingga satu miliar tidak berarti terlalu besar. Tinggal lihat di perumahan-perumahan mewah di Jakarta Utara dan Selatan misalnya, yang harganya miliaran. Triliuner itu adalah orang yang bisa menghabiskan uangnya sebesar 100 juta permenit sepanjang tahun, dan masih sisa banyak untuk melakukan hal yang sama tahun depannya, bahkan sampai puluhan tahun. Hanya ada sekitar 2000 an triliuner didunia yang berisi miliaran manusia ini. Kita tidak keberatan jika ada orang yang lebih kaya dari kita. Tapi untuk jadi sekaya itu? Sementara banyak orang begitu miskinnya sampai hanya mendapat gaji 300 ribu per bulan? Apakah itu suatu hal yang bisa diterima nurani kita? Tidakkah itu merupakan suatu hal yang amoral untuk jadi begitu kaya sampai tidak lagi masuk