Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kehidupan

Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Kenapa Orang Suka Medali Emas?

Gambar
Source/Youtube Tadi saya membaca artikel tentang usulan salah satu partai, untuk mengganti bahan pembuat pin pengenal anggota DPRD, dari emas 22 karat menjadi bahan yang jauh lebih murah, seperti lempeng kuningan atau bahkan dari kayu. Saya sendiri tidak punya perhiasan emas. Bukan karena tidak mampu beli, tetapi karena belum merasa perlu punya. Jadi saya bisa memahami mereka yang merasa bahwa beli pin emas itu buang-buang uang saja, padahal uangnya mungkin bisa digunakan untuk hal lain yang lebih dibutuhkan. Tapi saya jadi penasaran, kenapa sih orang menganggap perlu ada semua medali, pin dan dekorasi penghargaan yang lain? Dan kenapa juga perlu dari emas? Jika dipikir, sebetulnya dari segi harga, semua benda itu tidak terlalu mahal. Misalnya, anggota DPRD DKI dikabarkan akan menerima gaji plus tunjangan sekitar 100 juta perbulan. Dengan demikian mereka bisa membuat 10 pin emas sendiri jika mau, tinggal pergi ke tukang emas. Medali purple heart, yang diterima oleh pahlawa

Petapa Lajang yang Bahagia

Gambar
Pixabay/Happy Masyarakat Indonesia umumnya mencurigai orang yang suka menyendiri bagaikan Petapa. Apalagi Petapa Lajang. Mereka akan terus menerus dibuli, diolok-olok. Menjadi bahan tertawaan. Menjadi bahan gosip yang sedap. Menjadi tertuduh jika terjadi hal yang salah dilingkungan mereka. Menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi adalah hal yang sangat penting dalam tatanan hidup hampir semua budaya di Indonesia. Orang harus menyumbangkan waktu, energi, uang, dll untuk memajukan komunitas mereka. Mereka yang tidak hadir secara fisik alias suka menyendiri, dianggap egois. Karenanya meski sengsara dan merasakan energi mereka terkuras, para Petapa memaksakan diri keluar dari sarang-sarang dimana mereka merasa aman, dan bergabung dengan penuh kecanggungan dalam komunitas mereka. Dengan demikian orang bisa menganggap tidak ada orang yang ingin jadi Petapa. Petapa ini punya kecenderungan melajang. Terutama karena khawatir pasangannya kelak menginginkan kehidupan sosi

Beratnya Menjadi Genius Menanggung Overexcitability

Gambar
Pixabay/Genius Banyak orangtua yang berharap agar memiliki anak yang berbakat, genius dalam satu bidang. Bahkan saking kepinginnya, tidak sedikit orang tua yang berilusi bahwa anaknya adalah genius dalam bidang tertentu dan harus dihargai sepantasnya. Kadang ini membuat kesal guru-guru yang harus menghadapi ekpektasi berlebihan dari sang orang tua, karena sebetulnya anaknya biasa-biasa saja. Genius adalah mereka yang luar biasa berbakat dalam berpikir atau menciptakan sesuatu, sehingga anak genius diharapkan kelak akan mencapai kesuksesan besar, mengharumkan nama keluarga. Orang beranggapan bahwa menjadi genius itu enak, tidak seperti kita yang harus berusaha keras dalam mempelajari sesuatu, mereka yang genius dianggap akan mudah mempelajari apapun yang diperlukan untuk sukses dalam pendidikan. Mudah mendapatkan sederet gelar dan prestasi, lalu kelak akan menjadi orang yang sukses dalam kehidupan. Hal ini tidak sepenuhnya salah. Dalam penelitian sepanjang 45 tahun yang dilak

Pastikan Motivasi Kerja Yang Pas untuk Anda!

Gambar
Pixabay/Unique Dibidang kerja kreatif seperti saya, seringkali saya melihat para bos yang frustasi karena karyawannya mendadak tidak produktif seperti biasanya. Padahal mereka sudah menyediakan banyak fasilitas, gaji yang besar, suasana kerja yang relatif nyaman, apapun yang para bos ini pikir mereka butuhkan. Kadang mereka memberikan lebih banyak lagi fasilitas, gaji lebih besar, bonus, penghargaan, tapi karyawan malah tambah tidak produktif. Malah kadang minta berhenti! Kenapa orang-orang kreatif ini begitu bawel? Begitu pikir mereka. Dan rasa frustasi ini hanya bisa dikalahkan oleh rasa frustasi para karyawannya sendiri, yang betul-betul ingin berkarya, tapi entah kenapa tidak bisa terwujud secara maksimal. Padahal mereka punya bakat dan bersedia mendedikasian dirinya untuk menghasilkan karya terbaik. Dan mereka ingin menghasilkan karya yang baik. Tapi entah kenapa macet.. cet..cet Untuk sebagian orang, punya bakat dan cukup berdedikasi pada pekerjaan, sudah cukup bagi me

Semangat Bekerja atau Workaholik?

Gambar
Workaholic/ Source : Pixabay Sebagian orang begitu semangat dalam bekerja, begitu fokus, sampai mengabaikan hal-hal lain yang dianggap orang perlu dan meyenangkan. Dia tidak memerlukan berlibur, tidak perlu pergi bersenang-senang, karena pekerjaannya adalah kesenangannya. Lalu orang lain, yang merasa pekerjaan tidak lebih sebagai kewajiban yang harus dilakukan demi melangsungkan hidup, akan mengatakan orang-orang yang semangat bekerja ini sebagai para ‘Workaholik’ alias pecandu kerja. Sementara orang yang dimaksud merasa bahwa dirinya bukanlah workaholik melainkan seorang yang passionate alias semangat dalam bekerja. Kecanduan terhadap apapun merupakan hal yang buruk, termasuk juga kecanduan kepada pekerjaan. Karena dasar dari kecanduan adalah obsesi, sehingga meskipun sudah tidak lagi menikmati pekerjaan itu atau sudah mendapatkan efek buruk dari bekerja terus menerus, seorang Workaholik tidak bisa berhenti. Sementara semangat bekerja atau passionate mengenai pekerjaan adal

Apakah menjadi Triliuner itu Amoral? Dari Debat Oxford Union

Gambar
Pixabay/Wealth Sebagian besar kita bisa jadi tidak paham apa itu Triliuner. Secara kata mungkin mengerti, tapi tidak akan bisa membayangkan, sekaya apa triliuner itu. Kalau miliuner sih banyak, soalnya begitu rendahnya mata uang kita, sehingga satu miliar tidak berarti terlalu besar. Tinggal lihat di perumahan-perumahan mewah di Jakarta Utara dan Selatan misalnya, yang harganya miliaran. Triliuner itu adalah orang yang bisa menghabiskan uangnya sebesar 100 juta permenit sepanjang tahun, dan masih sisa banyak untuk melakukan hal yang sama tahun depannya, bahkan sampai puluhan tahun. Hanya ada sekitar 2000 an triliuner didunia yang berisi miliaran manusia ini. Kita tidak keberatan jika ada orang yang lebih kaya dari kita. Tapi untuk jadi sekaya itu? Sementara banyak orang begitu miskinnya sampai hanya mendapat gaji 300 ribu per bulan? Apakah itu suatu hal yang bisa diterima nurani kita? Tidakkah itu merupakan suatu hal yang amoral untuk jadi begitu kaya sampai tidak lagi masuk

Beda Pelit dan Hemat

Gambar
Pixabay/Wallet Satu hal yang paling ditakuti orang saat dia seharusnya berhemat adalah dikatakan, “Dasar pelit!!” Akibatnya uang yang seharusnya ditabung, atau dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih penting akhirnya malah dihamburkan untuk membeli barang trendi yang tidak terlalu penting. Atau dipakai untuk mentraktir orang-orang yang sebentar saja sudah lupa pernah ditraktir. Atau bahkan dipinjamkan pada orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga saat ditagih malah marah-marah. Tapi dilain pihak, ada juga orang yang memang betul-betul pelit, tapi merasa dirinya sedang berhemat. Jadi tidak merasa sungkan saat melakukan hal-hal yang memalukan karena memang keterlaluan pelitnya. Pada dasarnya, jika itu memang uang kita, terserah kita bagaimana mau menghabiskannya. Orang yang suka berkomentar mengenai cara kita menghabiskan uang, tidak ada haknya untuk mengatur. Bahkan mereka sebetulnya tidak punya hak untuk mengkritik kita, kecuali jika dia yang memberikan uang terseb

Mengapa Banyak Pikiran Membuat Orang Kurus?

Gambar
Pixabay/Think Terkadang melihat seseorang yang sudah lama tidak jumpa mendadak kurus dan lesu, kita akan menduga-duga bahwa orang ini sedang banyak masalah yang sedang dipikirkan. Meski tentu ada kemungkinan dia sedang diet ketat. Dan memang banyak yang berkata, orang bisa jadi kurus karena stres, banyak pikiran. Ternyata badan orang jadi kurus karena stres memikirkan rasisme di Indonesia. Orang menghina kaum minoritas dengan sebutan rasialis. Orang Indonesia keturunan Tionghoa dihina dengan kata Bacin Orang Indonesia keturunan Arab dihina dengan kata Kadrun Orang Indonesia keturunan Melanesia dihina dengan kata Monyet Hentikan Rasialisme!! Hentikan Islamophobia!!

Mengatasi Orang yang Menghalangi Kita Mencapai Tujuan

Gambar
Pixabay/Goal Sepertinya dijaman instan ini, hanya sedikit hal yang lebih sulit dibandingkan mencapai suatu tujuan apalagi dalam jangka panjang. Semuanya terasa menghentikan langkah kita. Jika kita ingin melakukan sesuatu hal, misalnya ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah, belajar bahasa asing, sukses mencapai karir idaman, belajar alat musik, mulai gaya hidup sehat, dan sebagainya, selaluuuuu saja ada hal yang menghalangi kita. Mulai dari hal-hal yang jauh lebih mudah digapai meski tidak sekeren goal yang kita ingin capai. Seperti lebih enak tidur dan makan sembarangan ketimbang mulai diet dan berolahraga. Juga lebih mudah bermalas-malasan dikantor ketimbang bekerja keras, padahal gaji kecil. Kehidupan yang nyaman atau comfort zone juga termasuk didalamnya. Lebih baik bertahan didalam pekerjaan yang sudah ada, meski tidak memuaskan, ketimbang mengambil resiko menghabiskan waktu dari bawah lagi mengejar karir impian. Juga masalah dari dalam diri kita sendiri, seperti motivas

Empath, Merasakan Energi Orang Lain

Gambar
Pixabay/Empathy Hampir semua orang bisa merasakan energi orang lain. Saat ada orang dengan energi sangat negatif masuk kedalam suatu ruangan, kebanyakan orang bisa merasakan penurunan mood dalam ruangan tersebut. Misalnya ada orang yang sedang sangat berduka, penuh kebencian atau sangat marah, kita merasa mendadak tidak nyaman. Sebaliknya orang yang energinya sangat positif dan menyenangkan, akan membuat orang-orang disekitarnya ikut bersemangat. Kebanyakan kita bisa merasakan energi orang lain, hanya ketika energi tersebut sangat kuat sehingga bisa menembus energi kita sendiri. Itupun merasakannya hanya dengan samar-samar saja. Namun ada orang yang bisa merasakan energi orang lain dengan begitu kuat, bahkan sebelum orang lain itu menyadari emosinya sendiri. Orang-orang seperti ini disebut sebagai Empath. Orang normal hanya merasa tidak nyaman saat berdekatan dengan mereka yang energinya negatif. Namun seorang empath bisa mendadak merasa sangat sedih jika berdekatan dengan or

7 Cara untuk Berhenti Menunda Pekerjaan

Gambar
Pixabay/Postpone Suka menunda-nunda ternyata bisa berbahaya untuk kesehatan kita. Sebuah studi ditahun 2015 yang dilakukan oleh Lembaga Psikologi Universitas Bishop, Canada, menyatakan bahwa, orang yang suka menunda-nunda pekerjaan cenderung mudah terkena berbagai penyakit. Mulai dari yang ringan seperti sakit kepala, flu, maag, sampai yang berat seperti penyakit Jantung dan darah tinggi. Ini karena mereka yang suka menunda-nunda, biasanya menunda segala kegiatan yang keuntungannya baru dirasakan kemudian, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan. Selalu ada saja hal-hal lebih menarik untuk dilakukan. yang kesenangannya dirasakan secepat mungkin. Belum lagi rasa gelisah yang ditimbulkan karena kita tahu akibat jelek dari menunda-nunda, memberikan efek psikosomatis yang akhirnya mengganggu kesehatan. Misalnya menunda berolah raga, karena kesehatan yang diperoleh dari berolah raga baru didapatkan setelah melakukan olah raga terus menerus secara rutin. Apalagi mereka yang tidak

Mengendalikan Mimpi dalam Lucid Dream

Gambar
Pixabay/Dream Tadi subuh, setelah terbangun karena suara adzan yang begitu keras karena speaker yang diarahkan ke rumah saya, saya lalu berbincang-bincang dengan beberapa tokoh terkenal yang sering muncul di berbagai media, di kediaman saya yang luar biasa megah. Saat berbincang-bincang, saya memandang ke kolam renang yang berkilauan ditimpa cahaya matahari di belakang rumah melalui jendela rumah saya yang besar besar, lalu berpikir : Hmm... saya ‘kan masih ngontrak di rumah yang kecil saja, kok mendadak jadi mewah begini ya ? Lalu memandang ke wajah tamu saya dan menyadari bahwa saya sedang bermimpi. Ternyata setelah terbangun tadi saya langsung tertidur kembali. Lalu, masih didalam mimpi saya tertawa-tawa dan berpamitan dengan melambaikan tangan pada para ‘tamu’ saya lalu terbangun. Kali ini beneran saya bangun. Hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali pada diri saya, meski tidak terlalu sering. Tapi kali ini saya jadi penasaran. Kenapa kok saya bisa menyadari saya seda