|
Pixabay/Karate |
Akhir-akhir ini saya sedang kumat, kembali membaca komik Jepang alias manga. Sebetulnya saya sendiri tidak terlalu sering membeli komik, biasanya menyewa saja. Dua adik laki-laki saya lah yang rajin membeli komik. Karena itu, saya pun jadi ikut-ikutan suka komik shonen.
Di Jepang, komik dikategorikan sesuai dengan pembacanya. Yang pernah saya baca kebanyakan masuk kedalam kategori Shounen, Shoujou dan Seinen. Masih banyak kategori lain, tapi saya tidak terlalu suka.
Shounen adalah manga untuk anak sampai remaja laki-laki, isinya biasanya tentang olahraga, beladiri, robot, juga ada unsur percintaan. Sementara shoujou untuk remaja perempuan, biasanya tentang urusan cinta-cinta romantis, segala hal yang imut dan berbunga-bunga, drama, dan sejenisnya. Seinen untuk pria dewasa, karena mengandung unsur kekerasan dan jalan cerita yang lebih rumit.
Jenis manga favorit saya, bahkan sampai sekarang, adalah manga shounen bela diri jenis beladiri. Terutama yang kocak. Manga beladiri yang menarik perhatian saya haruslah berkaitan dengan Karate, Judo, Aikido atau Kungfu. Kalau tinju saya tidak terlalu tertarik.
Berikut adalah beberapa manga yang sering saya baca waktu masih kecil dulu :
Shin Kotaro Makaritoru (Tatsuya Hiruta)
Di Indonesia terbit dengan judul Kotaro, Jurus Rahasia Kyokutan. Dan Jilidnya banyak sekali, sampai 59-an kalau tidak salah. Itu belum termasuk yang tidak diterjemahkan.
Ceritanya agak ecchi alias mesum. Tapi terimakasih kepada petugas sensor Indonesia, maka semua yang jorok-jorok kena sensor, sehingga masih okay dibaca anak kecil.
Ceritanya biasa saja sebetulnya, tentang seorang karateka yang masih duduk di bangku SMA, Kotaro dan sahabat sejak kecilnya, yang diam diam disukainya, Mayumi watase. Tapi diceritakan dengan begitu kocak. Meskipun sangat lebay tapi jelas sudah melalui riset yang cukup mendalam dari pengarangnya mengenai berbagai pengetahuan bela diri, sehingga jadi sangat sulit untuk berhenti membacanya.
Pengembangan plot ceritanya berkembang terus, mulai dari perjuangan Kotaro mengalahkan sindikat rahasia yang menguasai sekolahnya. Lalu usahanya memenangkan kompetisi karate di SMAnya yang super besar itu. Dilanjutkan dengan kompetisi Rock Band, tetap dengan unsur bela diri. Pokoknya terus menerus berkembang. Dan seru!
Kenji (Ryuchi Matsuda & Yoshihide Fujiwara)
Komik yang satu ini cenderung lebih serius ketimbang komik lainnya. Meskipun demikian, bukan berarti kalah menarik! Jalan cerita yang ditulis oleh Ryuchi Matsuda, yang tidak hanya seorang novelis, tapi juga peneliti berbagai seni bela diri, digambarkan dengan sempurna oleh mangaka Yoshihide Fujiwara. Sehingga tidak saja seru, tetapi juga menambah pengetahuan kita mengenai berbagai beladiri serta filsafat yang melatar belakanginya.
Menceritakan tentang Kenji, seorang pelajar Jepang yang mempelajari Kungfu Delapan Angin dari kakeknya. Suatu hari kakeknya pergi ke Tiongkok, dan tidak kunjung pulang ke Jepang. Akhirnya Kenji memutuskan untuk pergi sendiri ke Tiongkok untuk mencari dan membawa kakeknya pulang.
Selama perjalanan, dia ternyata berjodoh dengan banyak master kungfu yang semakin memperkaya khazanah pengetahuannya dalam dunia bela diri. Para master ini juga membantunya untuk masuk ke Tiongkok yang masih sangat tertutup dimasa itu, dan mencari jejak Kakeknya yang entah masih hidup atau sudah tiada. Ceritanya seru, kadang lucu dan juga mengharukan.
Ranma ½ (Rumiko Takahashi)
Saya cukup kaget saat mengetahui bahwa Takahasi sensei ternyata adalah seorang wanita! Saya sebelumnya tidak menyangka bahwa wanita juga bisa menulis manga shonen, lengkap dengan semua ecchi-ecchinya. Padahal kalau dilihat dari fotonya terlihat keibuan sekali. Takahasi ternyata banyak menulis cerita shonen. Yang paling terkenal di Indonesia adalah serial Inuyasha, yang juga saya suka.
|
Photo by Manual Garcia Melgar, Source Flickr.com |
Tapi Ranma ½ adalah favorit saya. Premis ceritanya saja sudah lucu. Tentang Ranma, seorang pemuda jago beladiri yang bersama ayahnya tidak sengaja kecemplung kedalam kolam terkutuk saat sedang memperdalam ilmunya di Tiongkok. Ini menyebabkan setiapkali Ranma terkena air dingin, dia akan berubah menjadi wanita yang imut dan berdada montok. Sementara Ayahnya akan berubah menjadi panda jika terkena air dingin. Mereka berdua akan berubah menjadi seperti semua jika disiram air panas. Sangat kocak!
Masalah muncul saat Ranma mendapatkan dirinya ternyata sudah dijodohkan dengan putri sahabat ayahnya, Akane, yang tidak hanya imut tapi juga jago bela diri. Ceritanya kemudian berputar disekitar berbagai pertempuran beladiri, usaha ranma untuk menyembunyikan identitasnya, dan cerita cinta malu-malu tapi mau diantara keduanya.
Yawara!
Saya jadi tertarik untuk belajar Judo setelah membaca komik ini dulu. Tapi tidak jadi, karena jaman dulu wanita berhijab tidak punya kebebasan untuk mengikuti olahraga beladiri. Masih dianggap aneh. Sebetulnya, bahkan sampai sekarang Judo Internasional masih tidak mengizinkan wanita berhijab untuk bertanding. Jadi saya tidak rugi-rugi amat.
Naoki Urasawa jauh lebih dikenal lewat komiknya yang lain, seperti Monster dan 20th Century Boys. Namun saya lebih dulu mengenalnya lewat Yawara!
Ceritanya berkisar Inokuma Yawara, seorang pelajar SMA yang sejak kecil dilatih keras oleh kakeknya untuk menjadi juara Judo di Olimpiade. Yawara sendiri tidak punya ambisi sebesar kakeknya dibidang Judo, dan hanya ingin menjadi remaja normal biasa, yang kehidupannya hanya berkisar sekolah dan cinta monyet.
Tapi Yawara sangat berbakat dibidang Judo, dan meskipun sering bertengkar dengan kakeknya mengenai jadwal latihan, diam-diam sangat menyukai Judo. Perjalanan Yawara dalam mengakui bahwa Judo adalah jalan hidupnya, sekaligus perjuangannya menjadi seorang remaja yang normal membentuk suatu jalan cerita yang sangat menarik.
--
Masih banyak lagi manga beladiri yang saya suka, Naruto (yang animenya sudah saya tonton tiga kali), Kungfu boy, Vagabond, dan sebagainya. Tapi empat diatas masih menempati urutan teratas untuk saya, mungkin sepanjang masa.
Komentar
Posting Komentar