|
Pixabay/cancer |
Untuk bisa berkembang biak dalam tubuh kita, sel Kanker tentu memerlukan makanan. 80 tahun yang lalu, seorang penerima Nobel Priza,
Otto Warburg, menemukan bahwa kanker terjadi saat sel-sel abnormal dalam tubuh mencerna glukosa lalu menggunakannya untuk melipat gandakan jumlah sel kanker.
Glukosa adalah zat gula yang didapatkan dari makanan seperti nasi, mie, roti, berbagai buah-buahan dan tumbuhan lainya. Kita mengkonsumsi glukosa untuk mendapatkan energi, membangun sel pada tubuh, membantuk syaraf otak menyampaikan informasi, dll
Sel-sel kanker jauh lebih ‘rakus’ dalam mengkonsumsi glukosa dibanding kan sel-sel tubuh kita yang normal. Saat sudah kenyang, sel tubuh kita akan berhenti menyerap glukosa, sementara sel kanker akan terus-terusan meminta glukosa agar bisa berkembang biak.
Jadi secara teori, untuk mematikan kanker, kita harus menghentikan konsumsi glukosa.
Tapi kalau kita berhenti makan, bagaimana dengan sel tubuh kita yang sehat? Jangan-jangan kita malah ikut mati kelaparan dong?
Ternyata ada sumber energi lain yang bisa digunakan oleh sel sehat, yang tidak bisa diakses oleh kanker : Lemak. Jadi kita bisa mengkonsumsi lemak untuk hidup sementara sel kanker mati kelaparan atau setidaknya berhenti berkembang biak.
Bagaimana dengan protein? Protein ternyata masih bisa dipecah tubuh menjadi glukosa di hati melalui proses glukoneogenesis. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Karenanya, konsumsi protein pun harus dibatasi.
Tapi sejauh ini, pembuktian bahwa sel kanker bisa dibuat mati kelaparan hanya terjadi dalam penelitian di laboratorium baik di petri dish maupun pada tikus-tikus percobaan yang menderita leukemia.
Untuk penerapannya pada penyembuhan kanker pada manusia masih banyak peneliti yang meragukannya. Ini terutama karena varian sel kanker yang luar biasa banyak jenisnya. Puasa glukosa pada pasien A mungkin bisa membuat sel kankernya mati kelaparan, sementara pada pasien B, yang tipe kankernya jauh berbeda, malah bisa membuat sel kanker malah mengganas.
Jadi, sampai onkologis atau spesialis penyakit kanker bisa memilah-milah diet tertentu, maka belum bisa dipastikan puasa glukosa sebagai penyembuh penyakit kanker.
Tapi ada
alternatif kedua untuk ‘melaparkan’ sel tumor agar tidak menjadi kanker, yaitu dengan
Antiangiogenic therapy yang memutuskan saluran pembuluh darah yang menghubungkan pembuluh darah normal ke sel kanker. Dengan itu sel kanker akan kelaparan.
Ini berbeda dengan kemoterapi yang langsung membunuh sel kanker.
Kita tidak bisa memutus sekali saja saluran darah kanker yang menyedot darah dari dalam tubuh. Karena berbeda dengan sel tubuh normal yang akan mati jika saluran supply darahnya kita matikan, sel kanker akan bermutasi dan segera membuat saluran darah baru begitu yang lama dipotong.
Tetapi dengan terapi Antiangiogenic, diharapkan pemutusan saluran darah kanker berlangsung terus menerus, sekaligus mencegah pertumbuhan saluran yang baru. Dengan demikian, sel kankernya kehilangan sumber penghidupannya dan mati. Sekali lagi, karena varian kanker yang begitu banyak, baru beberapa tipe kanker yang bisa memanfaatkan terapi Antiangiogenic ini.
Tapi terbukti bahwa, dengan penanganan yang tepat, dengan identifikasi kanker secara akurat, melaparkan kanker bisa dijadikan salah satu alternatif penyembuhan pasien kanker. Penelitian terus berlanjut, dan banyak orang optimis, dimasa depan, pengobatan kanker akhirnya akan ditemukan.
Komentar
Posting Komentar