|
Pixabay/Dream |
Tadi subuh, setelah terbangun karena suara adzan yang begitu keras karena speaker yang diarahkan ke rumah saya, saya lalu berbincang-bincang dengan beberapa tokoh terkenal yang sering muncul di berbagai media, di kediaman saya yang luar biasa megah.
Saat berbincang-bincang, saya memandang ke kolam renang yang berkilauan ditimpa cahaya matahari di belakang rumah melalui jendela rumah saya yang besar besar, lalu berpikir :
Hmm... saya ‘kan masih ngontrak di rumah yang kecil saja, kok mendadak jadi mewah begini ya? Lalu memandang ke wajah tamu saya dan menyadari bahwa saya sedang bermimpi.
Ternyata setelah terbangun tadi saya langsung tertidur kembali. Lalu, masih didalam mimpi saya tertawa-tawa dan berpamitan dengan melambaikan tangan pada para ‘tamu’ saya lalu terbangun. Kali ini beneran saya bangun.
Hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali pada diri saya, meski tidak terlalu sering. Tapi kali ini saya jadi penasaran. Kenapa kok saya bisa menyadari saya sedang bermimpi ya? Padahal ‘kan seharusnya mimpi itu seperti menonton film saja, dimana segala sesuatu yang terjadi berada diluar kendali diri kita.
Lalu sambil menikmati kopi pagi saya meng-google, gejala apakah itu? Dan kenapa hal itu bisa terjadi pada diri saya?
Dua kata yang paling sering keluar dari sang mesin pencari : Lucid Dream
Lucid Dream adalah keadaan dimana kita mengetahui bahwa kita sedang bermimpi, disaat kita sedang bermimpi tersebut. Jadi kita benar-benar sedang tertidur, bukan sedang berkhayal atau berhalusinasi. Dan kita sadar bahwa itu hanya mimpi, bukan dunia nyata.
Dalam keadaan Lucid Dream, kita bisa mengontrol, meski tidak selalu dan tidak semua aspek, apa yang terjadi dalam mimpi kita saat dalam keadaan Lucid Dream. Tapi hal yang paling umum terjadi adalah kita menyadari saja bahwa kita sedang bermimpi, tanpa mengontrolnya.
Namun jika kita bisa mengontrol Lucid Dream, akan sangat menyenangkan. Misalnya kita ingin bertemu seseorang dalam mimpi kita. Kita bisa memunculkan orang tersebut dan melakukan hal-hal diluar keterbatasan kita dalam dunia nyata. Misalnya ingin bertemu dengan orang tua kita almarhum dan meminta nasihat mereka. Namanya juga mimpi.
Atau menghentikan mimpi buruk yang tidak kita sukai. Misalnya saat kita dikejar-kejar monster. Dalam lucid dream kita bisa menyerang balik monsternya dengan memanggil teman-teman kita (dalam mimpi), lalu kabur!
Tidak semua orang bisa mengalami Lucid Dreams. Hanya sekitar 20-30% dari populasi orang yang bisa mengalaminya. Dan frekuensi Lucid Dreams berbeda-beda untuk tiap orang. Juga ada orang yang bisa dengan kendali sendiri masuk dan keluar keadaan Lucid Dream.
Dalam otak kita, area yang bekerja saat kita mengerjakan sesuatu dalam keadaan Lucid Dream, adalah bagian yang sama dengan yang bekerja saat kita mengerjakan hal yang sama dalam kehidupan nyata.
Hal ini pernah diamati dalam suatu percobaan dimana beberapa orang yang memiliki kemampuan untuk diminta untuk mengepalkan tangan dalam kehidupan nyata, sambil otaknya discan dengan fMRI untuk melihat bagian otak mana yang aktif. Lalu mereka diminta untuk mengepalkan tangan nanti saat mereka sudah berada dalam keadaan Lucid Dream. Ternyata area otak yang aktif saat mengepalkan tangan baik saat Lucid Dream dan saat sadar serupa.
Waktu ketika kita masuk kedalam keadaan Lucid Dream bisa bervarasi untuk tiap orang. Ada yang beberapa saat setelah tertidur langsung masuk kedalam Lucid Dreaming, namun kebanyakan saat masuk kedalam tahap REM (Rapid Eye Movement) sekitar 1.5 jam setelah tertidur.
Bisa juga saat kita terbangun ditengah proses REM berlangsung dan langsung tidur lagi. Mungkin seperti yang terjadi pada diri saya pagi ini.
Banyak orang menyukai Lucid Dream karena dalam mimpi kita bisa dengan sadar melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan dalam kehidupan nyata. Mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang jauh lebih luas. Menemukan ide baru, mendapatkan solusi masalah, atau sekedar bersenang-senang. Keluar dari keterbatasan fisik kita di dunia nyata.
Lucid dreams juga bisa membantu orang keluar dari ketakutan bahkan fobia nya di dunia nyata. Karena dengan kendali, kita bisa memanggil keluar masuk, lalu mengalahkan hal-hal yang kita takuti tersebut.
Namun Lucid Dreams juga bisa jadi berbahaya, saat seseorang sudah tidak bisa lagi membedakan antara dunia nyata dan mimpi. Bahkan ini bisa jadi pertanda suatu penyakit kejiwaan seperti Schizophrenia.
Seperti dikatakan diatas, tidak semua orang bisa mengalami Lucid Dreams secara alamiah. Tapi beberapa orang masih bisa mengalami Lucid Dream jika dilatih. Meski bukan jaminan, karena ada orang-orang tertentu tidak akan bisa mengalami Lucid Dream sekalipun mereka berlatih mati matian.
Berikut beberapa teknik yang dikatakan bisa mewujudkan Lucid Dream atau menyempurnakan fungsi Lucid Dream bagi yang memang sudah mengalaminya :
Cek apakah kita sedang bermimpi
Ada yang bilang, untuk membedakan antara dunia nyata dan mimpi bisa dilakukan dengan mencubit diri sendiri, kalau tidak sakit berarti sedang bermimpi. Kita juga bisa mencoba melakukan hal-hal yang mustahil dilakukan saat bangun, misalnya mencoba menembus dinding.
Atau mencoba membaca teks dalam buku atau tulisan tertentu. Jika kita tidak bisa membaca tulisan, atau tulisan menjadi terbolak balik, itu berarti kita sedang bermimpi. Karena saat tidur, semua kemampuan bahasa kita juga biasanya ikut beristirahat.
Karena alasan yang sama, jarang sekali kita bisa berbincang-bincang dengan jelas saat bermimpi. Biasanya kita dan orang yang bersama kita dalam mimpi akan saling mengerti dengan semacam telepati. Atau mengatakan hal-hal yang aneh-aneh, yang tidak mungkin dikatakan didunia nyata.
Langsung tidur lagi
Stel alarm di waktu saat kita kurang lebih berada dalam keadaan REM, ini bisa berbeda untuk setiap orang. Tapi biasanya di kelipatan 1.5 jam dari saat kita tertidur. Dan begitu bangun beberapa saat, langsung tidur lagi. Jadi seperti yang terjadi pada saya diatas, tapi dilakukan dengan sengaja.
Tapi ini memerlukan trial and error alias coba-coba, karena jika meleset beberapa menit, kita justru terbangun di saat REM sudah berakhir dan siklus tidur pun sudah berakhir. Akibatnya kita malah tidak bisa tidur lagi.
Diniatkan untuk sadar
Ulang kepada diri sendiri kalimat-kalimat sugestif yang intinya mengatakan bahwa kita ingin mengingat mimpi kita. Misalnya dengan mengatakan pada diri sendiri sebelum tidur, “Saya akan sadar saat bermimpi”.
Bisa juga dengan meniatkan skenario apa yang akan terjadi saat kita bermimpi. Dengan demikian saat terjadi kita sadar bahwa kita sedang bermimpi.
Atau mengatur lingkungan kita, sehingga kita seolah masih dalam keadaan bangun. Misalnya dengan menyalakan lampu, ini jika kita biasanya tidur dengan mematikan lampu.
--
Enaknya, saat mengalami Lucid Dream, biasanya kita bisa mengingat cukup lama mimpi kita sehingga kita bisa menuliskannya dan bisa menjadikannya inspirasi dalam kehidupan nyata. Juga menjadi solusi masalah kita. Jadi beruntunglah mereka yang bisa mengalaminya! Termasuk saya!
*apa mungkin karena itu saya jadi doyan tidur yaaa...
Komentar
Posting Komentar