Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Dilema Cinta Persephone

Woman laying on field of white petaled flowers. Source Pikrepo.com

Persephone dibaca Persefoni, Demeter dibaca Demiter. Cerita ini merupakan interpretasi saya terhadap cerita Yunani Kuno, jadi tentu saja tidak akan sama dengan aslinya! Dan jangan khawatir tentang segala hubungan darah, karena para dewa Yunani memang kawin dengan sanak saudaranya.^_^

Persephone bagai mendengar Ibunya meraung ke seluruh dunia, mengatakan pada siapapun yang bersedia mendengarkan, bahwa Hades sudah menculik dirinya.

Tentu saja mereka yang berpikir jernih akan menyadari, Hades sekalipun tidak akan berani menculik putri Zeus!

Tapi gosip sudah terlanjur beredar. Lagipula manusia tentu lebih percaya kepada Demeter yang mampu memberi mereka kehidupan lewat hasil panen berlimpah ketimbang seorang dewa dunia kematian yang terlihat begitu serius dan muram seperti suaminya Hades.

Tidak ada seorang pun yang bisa mengerti bagai mana mungkin Persephone, seorang Dewi yang memberi kehidupan pada tanaman di bumi bisa jatuh cinta pada Hades yang namanya selalu dikaitkan dengan kematian. Diculik adalah hal yang lebih masuk akal bagi pikiran mereka yang sederhana.

Tapi Persephone sudah jatuh cinta pada Hades sejak pertama dia memandangnya dihari yang begitu cerah tetapi juga menyayat hati itu. Saat itu Persephone sedang memetik bunga pegunungan pertama yang tumbuh di awal tahun untuk dipersembahkan kepada ibunya, Demeter. Saat dia sedang memilih-milih bunga tercantik, tiba-tiba dia mendengar jerit tangis beberapa wanita.

Sambil memeluk bunga-bunga yang baru saja dipetiknya, Persephone menghampiri mereka, mengamati mereka tanpa mereka sadari, karena manusia tidak akan bisa melihat seorang dewi tanpa izin. Ternyata para wanita ini sedang menangisi kerabat mereka yang tewas di medan pertempuran kecil di Nysa. Upacara penguburan anak-anak muda ini baru saja selesai, dan Hermes, Dewa Pengantar Pesan, sedang membimbing arwah mereka meninggalkan tempat pemakaman menuju Dunia Bawah Tanah.

Saat sedang terhanyut dalam perasaan duka para manusia yang sedang berkabung itu, mendadak Persephone merasakan ada seseorang yang sedang mengamatinya. Mengangkat wajahnya, matanya bertemu dengan sorot tajam Hades. Tentunya tadi Hades memakai Topeng Kegelapan yang bisa membuat dirinya beserta semua yang disentuhnya menjadi tembus pandang, tidak bisa dilihat bahkan oleh dewa sekalipun. Persephone baru bisa melihatnya setelah dia membuka topeng ajaib itu.

Hades berdiri memandang dari ketinggian kereta perang keemasannya yang ditarik oleh empat kuda hitam yang gagah. Terlihat jelas dia terpesona melihat Persephone yang mendongak menatapnya dari bunga-bunga yang berada dalam pelukannya.

Hades sebetulnya jarang sekali mengawasi sendiri pelepasan arwah dari tubuh manusia yang dikuburkan, karena dunia diluar wilayah kekuasaannya dibawah tanah sama sekali tidak menarik baginya.

Berbeda dengan Zeus, Raja Para Dewa Penguasa Langit dan Bumi yang kekar berotot, tinggi besar dengan janggut yang megah, penuh semangat sebagaimana layaknya panglima perang, Hades ramping dan kuat, terlihat sangat dingin dan serius. Dengan rambut hitam yang lurus dan panjang mencapai punggungnya, wajahnya yang tampan dihiasi mata hitam yang menyorot tenang.

Sungguh berlawanan dengan Persephone, yang bermata hijau seperti dedaunan dengan rambut yang merah menyala. Kecantikannya terlihat begitu polos dan bersemangat sebagaimana layaknya bunga-bunga yang bersemi dipagi hari. Meski Persephone tidak secantik Aphrodite ataupun Athena, tapi matanya yang selalu tersenyum bersinar-sinar jauh menarik hati ketimbang keduanya.

Persephone tersenyum gugup, berusaha menutupi jantungnya yang berdegup kencang saat mata mereka berdua bertemu.

Jerit tangis para wanita itu mendadak mengalihkan pandangan Hades dari Persephone. Mereka semua tidak menyadari keberadaan Hades maupun Persephone disana. Dengan tenang Hades mendengarkan semua keluh kesah dan tangis mereka yang berharap suami atau anaknya hidup kembali. Dengan sabar menerima semua caci maki mereka yang marah dan terluka. Sampai mereka semua akhirnya bisa menerima kenyataan, yang meninggal selamanya tidak akan bisa kembali.

Persephone, seorang dewi kehidupan, ironisnya mengerti betul pentingnya tugas Hades untuk menjaga agar yang mati tidak bisa hidup kembali. Karena kematian akan memberi tempat untuk kehidupan baru. Tanpa kematian, dunia akan hancur karena terlalu banyak manusia. Tidak ada tempat bagi kehidupan baru. Tidak akan ada akhir untuk kesakitan dan penderitaan.

Dalam pengertian ini, dalam pertemuan pertama mereka inilah, kisah cinta mereka berdua dimulai.

Lucunya, justru Hades yang awalnya menolak kehadiran Persephone dalam hidupnya. Dia tidak ingin membagikan citranya yang begitu suram sebagai dewa yang berurusan dengan kematian, kepada wanita yang dicintainya itu.

Tetapi daya tarik Persephone yang penuh dengan cahaya kehidupan terlalu kuat untuk bisa ditolaknya. Saat mereka bercakap-cakap, hati Hades yang selalu kering dan acuh, dipenuhi oleh semangat baru saat mendengarkan gelak tawa Persephone. Untuk pertama kalinya, hidupnya terasa berarti. Saat itulah Hades tahu, bahwa dia tidak akan bisa hidup tanpa Persephone di sisinya.

Hanya ada satu penghalang diantara mereka berdua. Tapi aduhai, betapa kuatnya penghalang itu! Demeter, yang mencintai anaknya Persephone, dengan cinta yang begitu kuat. Bahkan lebih menyerupai obsesi.

Bagi Demeter, Persephone adalah segala-galanya. Dia memiliki anak-anak lain, tapi tidak ada yang bisa menyaingi putrinya ini. Sebaliknya, Persephone pun sangat mencintai ibunya. Seiring sejalan mereka berdua dulu hidup bahagia, menghidupkan bumi dengan tanaman dan hasil panen. Menghijaukan lapangan yang kering dengan tumbuh-tumbuhan dan pepohonan, lalu mewarnainya dengan bunga-bunga dan buah-buahan beraneka ragam.

Tidak ada cinta lain selain Persephone bagi Demeter, bahkan tidak suaminya Zeus. Yang tentu saja tidak bisa diharapkan karena memang Zeus tidak pernah setia pada wanita manapun. Tidak pada Hera sekalipun, meski dia istri yang paling dicintainya.

Selama ribuan tahun Persephone dan Demeter selalu bersama, tidak terpikir akan ada yang bisa memisahkan mereka berdua. Sampai datang Hades.

Demeter & Persephone by Mary Harrsch
Source. Flickr.com

Meski mereka bersaudara, Demeter tidak terlalu menyukai Hades yang acuh dan dingin. Lagipula dunia mereka jauh berbeda, Hades di dunia bawah tanah, tidak memperdulikan manusia yang hidup diatas. Sedangkan Demeter hidup di dunia penuh cahaya, penuh kehidupan. Memastikan kesejahteraan manusia sejak mereka lahir sampai akhirnya mereka harus pergi diakhir hayatnya.

Tidak heran Demeter menjadi begitu histeris saat Persephone menyampaikan niatnya untuk menikahi Hades, tinggal bersamanya di dunia bawah tanah. Menolak habis-habisan, melarang Persephone untuk bertemu dengan Hades lagi. 

“Apakah kau sudah gila anakku? Tinggal di dalam kegelapan dan kesuraman bawah tanah selamanya bersama Hades? Meninggalkanku? Aku bisa mati karena patah hati jika kau meninggalkanku,” Jerit Demeter pedih. “Tidak bisa! Aku melarangmu untuk menemui Hades! Tempatmu adalah disisiku, bukan didunia bawah tanah tempat orang mati berada."

Sebuah kesalahan besar.

Melarang orang yang sedang dimabuk cinta untuk bertemu, merupakan api yang justru membuat kerinduan mereka semakin membara. Persephone terus mencuri-curi bertemu dengan Hades sehingga akhirnya Hades datang meminta Persephone kepada Zeus sendiri.

Meski Zeus merupakan Dewa Hebat penguasa segala yang berada dibawah langit, tetapi dia juga sangat dangkal dalam urusan cinta. Tidak mengerti betapa dalamnya cinta seorang ibu. Juga sebagai seorang pria, pemenang perang yang mengalahkan para Titan, dia meremehkan Demeter sebagai seorang Dewi ‘Petani’, demikian diam-diam Zeus menyebutnya dengan geli.

Selain itu Zeus juga merasa bersalah karena saat pembagian kekuasaan dulu, Hades mendapatkan Dunia Bawah Tanah. Dunia yang dianggapnya suram.

“Nantilah akan kubujuk Demeter. Toh masih ada anak-anaknya yang lain yang bisa menggantikannya,” Demikian ringan ujarnya. “Aku senang akhirnya kakakku memilih seorang ratu untuk mendampinginya di kerajaan bawah tanah. Persephone putriku adalah pilihan yang sangat baik.”

Demikianlah, meskipun terbersit keraguan untuk meninggalkan ibundanyayang tercinta, akhirnya Persephone menikahi Hades dihadapan Zeus tanpa sepengetahuan Demeter.

Segera setelah perayaan pernikahan yang sederhana, mereka kembali ke kerajaan Hades di Dunia Bawah Tanah. Betapa terkejutnya Persephone saat mendapatkan bahwa Dunia Bawah Tanah sama sekali tidak segelap yang di ceritakan oleh semua orang.

Memang, tidak ada seorang dewa maupun manusia bisa masuk ke dalam kerajaan Hades tanpa seizinnya. Hanya mereka yang sudah mati akan masuk dan tentunya tidak akan pernah keluar lagi untuk bercerita. Itulah sebabnya banyak cerita tidak sesuai dengan kenyataan aslinya.

Hermes, dewa yang bertugaskan mengantarkan arwah hanya bisa mengantar sampai ke seberang sungai Styx yang mengelilingi Dunia Bawah Tanah. Sesekali mungkin dia diundang masuk kedalam Istana Hades yang megah. Tapi bahkan dia pun tidak bisa leluasa berkelana di Dunia yang luasnya melebihi dunia dipermukaan bumi itu. Jadi dia pun tidak tahu persis kehidupan di Dunia Bawah Tanah.

Bagian terluar dari Dunia Bawah Tanah memang terlihat suram dan menyeramkan. Gerbang pintu masuk Dunia Bawah Tanah yang lebih besar dan lebih panjang ketimbang Tembok Besar Tiongkok penuh dikelilingi oleh dewa-dewa yang tugasnya memang menyeramkan, menyebarkan penyakit, kegelisahan, kesedihan. Juga ada monster-monster menyeramkan termasuk cerberus, anjing berkepala tiga yang menjaga pintu masuk Gerbang.

Tapi mereka semua hanya menjalankan tugas. Kejam pada mereka yang bersalah, mereka yang berusaha melarikan diri, mereka yang pantas menerima hukuman, atau mereka yang memang sial. Mereka adalah penyeimbang yang diperlukan dunia ini. Dan dibalik bentuk mereka yang menyeramkan, mereka sama seperti Hades, menerima Persephone sebagai ratu mereka yang baru dengan penuh rasa hormat, bahkan dengan hangat.

Hades sendiri yang mendampingi pengantin cantiknya itu mengunjungi berbagai belahan dunia bawah tanah mengendarai kereta emasnya. Dengan bangga dia menunjukkan keindahan yang tidak pernah bisa dilihat siapapun yang masih hidup.

Setelah melewati ketiga hakim dunia bawah tanah, terbentanglah sebuah dunia yang luas dan sangat beragam. Tentu saja ada Tartarus, Neraka bawah tanah yang dikelilingi sungai berapi Phlegethon. Hades hanya menunjukkan pintu Tartarus pada Persephone. Tidak ada perlunya dia melihat semua siksaan kepada mereka yang berbuat dosa dan kejahatan selama berada di dunia.

Lalu Padang Aphodel, tempat arwah manusia pada umumnya berakhir. Padang yang luas, dengan bunga-bunga yang menenangkan. Sebuah sumber cahaya dari pusat bumi menyinari dengan sinar yang hampir seterang matahari dipermukaan bumi. Jauh lebih terang ketimbang rembulan di saat penuh.

Dan akhirnya Elysium, tempat arwah para ratusan manusia setengah dewa, pahlawan, seniman, pendeta, dan mereka yang berjasa pada umat manusia berakhir. Persephone berseru kegirangan. Tempat ini begitu hidup dengan cahaya, dengan pantai-pantai indah, udara yang segar, pepohonan yang rindang.

Mereka yang hidup selamanya di Elyisium ini, adalah orang-orang yang istimewa, menarik, begitu menyenangkan. Mereka segera menjadi teman-teman baru untuk Persephone.
“Aku rasa aku akan merasa sangat bahagia disini, meski aku akan selalu merindukan ibuku,” Senyum Persephone menyejukkan hati Hades.

“Masih ada satu lagi kejutan untukmu, kekasihku,” Hades menunjukkan sebuah taman diatas bukit kecil yang dipenuhi bunga poppy dan buah delima, kegemaran Persephone saat berada di dunia atas. Di kelilingi oleh pohon pohon konifer, pohon yang melambangkan Hades, taman ini berpusat pada sebuah istana kecil dimana Persephone bisa menyendiri atau menerima tamu-tamu dari Elysium sambil memandang kearah pantai tanpa batas.

Taman ini berbatasan dengan taman di Istana Hades yang sangat luas sehingga Persephone bisa mengunjunginya kapanpun dia suka.

Persephone kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan rasa bahagianya. Tapi pelukan dan senyum bahagianya jauh lebih dari cukup bagi Hades. Sekarang semua beres. Setidaknya, begitulah yang dipikirnya saat itu.

--
Sementara itu dipermukaan bumi, Demeter, yang menyadari bahwa putrinya tidak akan kembali meraung keras. Menuduh Hades sudah menculik putrinya. Tidak hanya merasa rindu pada putrinya, Demeter pun merasa cemas setengah mati, membayangkan putrinya tersiksa dalam kegelapan bawah tanah, dikelilingi monster dan dewa pembawa kematian.


Demeter Mourning. Source : Wikimedia Common

Zeus yang berusaha membujuknya, “Hades bukanlah pilihan yang buruk sebagai suami. Kedudukannya sama dengan ku dan Poisedon. Persephone kini merupakan seorang ratu, setingkat dengan Hera dan Amphitrite.”

“Apa peduliku dengan kedudukan? Putriku sekarang pasti sedang dalam keadaan tersiksa!” Seru Demeter marah.

“Tidak mungkin Hades membiarkan istrinya tersiksa, aku pernah ke Istana Hades, sungguh lebih megah dari pada istanaku sendiri. Persephone pasti tidak akan kekurangan suatu apapun." Itu betul, Hades menguasai semua kekayaan dibawah tanah, emas, berlian, batu dan mineral berharga, sehingga dia jauh lebih kaya ketimbang Zeus.

“Aku tidak peduli pada kemewahan, Persephone pun sama. Dia memerlukan kebebasan. Dia adalah dewi kehidupan!” Demeter mengangkat kedua tangannya dengan putus asa. Tidak adakah seseorang yang bisa menolongnya?

“Zeus,” Suara Demeter mengancam. “Kembalikan putriku padaku, atau kau akan menyesal nanti. Semua orang harus membayar kesedihan dan kesulitan yang kalian timpakan padaku!”

“Itu tidak mungkin, kini Persephone sudah berada di Dunia Bawah Tanah, dunia yang bahkan aku tidak punya pengaruh didalamnya. Sudahlah, Persephone adalah putriku juga. Aku pun punya hak untuk memutuskan.”

Zeus meninggalkan kediaman Demeter dengan perasaan tersinggung. Berani-beraninya istrinya yang satu ini menentang dirinya, Raja Para Dewa?

Tapi Demeter bukanlah dewi biasa, dia berkuasa atas hal yang terpenting dalam kehidupan manusia : Hasil Panen.

Lambat, memerlukan waktu beberapa bulan manusia mulai menyadari bahwa tidak ada satupun tumbuhan yang bisa hidup. Tidak ada hasil pertanian yang bisa dipanen. Tanah menolak melahirkan umbi-umbian. Pohon-pohon tidak menghasilkan buah-buahan. Bunga-bunga dan sayur-sayuran layu. Semuanya kering dan gersang.

Manusia mulai menangis, melakukan persembahan. Kepada Demeter, kepada Zeus dan kepada dewa dewa lainnya. Tapi Demeter bergeming. Tidak ada kurban, persembahan maupun bujukan yang mampu menggerakkan Demeter untuk menumbuhkan tanaman.

Kerinduannya pada Persephone menghancurkan segala keinginannya untuk melakukan apapun. Dia hanya duduk termenung melelehkan airmata. Menerawang menatap kepada kekosongan, tidak mendengarkan apapun, tidak juga saat satu persatu para dewa berdatangan membujuk dan mengecam dan menunjukkan keadaan manusia yang bertambah parah.

Hatinya yang biasanya penuh cinta kepada umat manusia sekarang sekering padang pasir. Dia memperhatikan jeritan manusia, tangisan mereka bahkan kematian mereka dengan hampa. Semua tidak sebanding dengan penderitaannya sendiri. Dia tak sanggup mengangkat tangannya untuk memberi anugrah terhadap makhluk dibumi, karena sumber anugrah bagi dirinya sendiri sekarang sudah tidak ada.

Merasa jemu dengan semua permohonan ini akhirnya Demeter diam-diam meninggalkan istananya. Dia tidak ingin mendengarkan lebih lanjut keluh kesah siapapun. Menyamar menjadi seorang wanita setengah baya dengan rambut yang mulai memutih, Demeter berjalan mengarungi permukaan bumi.

Dia ingin bebas menangisi kepergian Persepone.

Sementara itu diberbagai bagian dunia terjadi banyak bencana kelaparan yang parah akibat gagal panen. Demeter tidak bisa ditemukan dimanapun, tidak bisa dimintakan bantuan. Beberapa kerajaan masih bisa bertahan berkat simpanan pangan yang cukup untuk beberapa tahun, tapi sampai kapan mereka bisa bertahan tanpa adanya panen baru?

Demeter sendiri terus berkelana dimuka bumi dalam wujudnya sebagai wanita tua. Orang yang berpapasan dengannya berusaha menghindarinya, karena mengira dia wanita gila. Dengan wajah suram menggerutu berkeluh kesah sendiri, terkadang sesekali berteriak marah mengepalkan tangan kearah langit, atau menjerit tersedu sedan sambil berteriak, “Kembalikan anakku!! Kembalikan kesayangku!”

Tidak ada orang yang menyangka bahwa dia adalah Demeter. Seorang Dewi yang dikenal rupawan, anggun dan penuh kehangatan. Yang dulu bersama Persephone, selalu berusaha menyambut permohonan manusia dengan sebaik-baiknya.

Berjalan gontai dari satu kota kekota lain, berharap bisa menemukan pintu masuk ke Dunia Bawah Tanah, Demeter akhirnya tiba di Attica. Duduk bersandar ke sebuah sumur, lelah hati dan lelah pikiran membuat langkahnya terhenti. Dia memejamkan mata dan menangis sedih, saat mendadak ia merasakan sebuat tangan kecil mengelus pipinya.

Demeter mendongak, melalui matanya yang berkabut dengan airmata dia melihat seorang anak berambut merah berusia sekitar enam tahun memandang penuh tanya padanya.

Persephone? Demeter bertanya-tanya dalam hati, berpikir apakah saat ini dia sedang berhalusinasi.

Tapi anak ini mirip sekali dengan Persephone diwaktu kecil, dengan mata hijau dan rambut merahnya yang menyala.

“Demophone! Hentikan itu. Jangan ganggu Ibu itu!” Sebuah suara dengan lembut menegur anak itu. Seorang wanita yang cantik berambut keemasan yang rupanya ibu dari anak itu.

“Tapi Bunda,” rengek Demophone, “Kasihan sekali nenek ini menangis. Mungkin dia lapar.”

Saat itu kelaparan melanda dimana-mana, tapi Attica adalah kerajaan yang cukup makmur dengan persediaan pangan yang tampaknya masih cukup. Ibu dan anak ini tidak terlihat kelaparan, bahkan terlihat sejahtera dan berkuasa sebagaimana layaknya bangsawan.

“Ibu,” Wanita itu merunduk memandangnya lembut, “Sudahkah Ibu makan? Kalau belum, kebetulan kami akan segera makan malam. Jika Ibu bersedia, mari datang ke kediaman kami yang sederhana.”

Demeter mengangguk dengan linglung, masih terguncang melihat Demophone yang mirip dengan Persephone.

Kediaman kami yang sederhana itu ternyata adalah sebuah kastil yang cukup mewah. Metanira, demikian wanita itu memperkenalkan dirinya, adalah istri dari seorang bangsawan pedagang yang sangat berada, Eulisis.

Metanira menawarkan tempat tinggal dan pekerjaan sebagai pengasuh kepada Demeter untuk merawat kedua anaknya Demophone dan Triptolemus, anak laki-lakinya yang berusia setahun lebih muda. Demeter yang merasa bagaikan menemukan Persephone kembali dengan segera menyetujui tawaran ini.

Untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan Demeter merasakan kesedihannya sedikit terobati. Dia masih belum bisa tersenyum. Tapi pekerjaan menjaga anak-anak ini membuat hidupnya jadi sedikit lebih teratur. Untuk itu Demeter merasakan rasa terimakasih yang cukup besar kepada Metanira.

Demophone ternyata punya sifat yang sangat mirip dengan Persephone, cerdas, ceria, penuh rasa ingin tahu dan penuh dengan semangat hidup. Dengan gaya serius yang lucu dia dan Demeter sering berdiskusi mengenai berbagai hal. Tentu dengan cara berpikir anak-anak yang polos.

--

Di suatu hari yang cerah, mereka berjalan-jalan di kebun sekitar kastil kediaman keluarga Eulisis. Metanira bersama kedua anaknya diiringi beberapa orang pelayan termasuk Demeter yang dalam penyamarannya mengaku bernama Cybele.

Udara sejuk, matahari bersinar dengan lembut di langit yang biru, tapi sejauh memata memandang semua terlihat gersang dan mati. Seperti dimana pun dipenjuru dunia saat itu, seluruh kebun, sawah dan ladang kering tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tanpa restu dari Demeter, tidak ada tanaman yang bisa tumbuh. Tidak juga sekedar rerumputan.

Demophone berlari-larian didepan mereka bersama adiknya, Triptolemus. Berseru-seru mengamati segala sesuatu. Sementara para orang dewasa berjalan dengan tenang dibelakang mereka.

Di sebuah gazebo kecil mereka semua beristirahat sejenak sambil meminum air. Wajah Metanira terlihat cemas memperhatikan kedua anaknya.

Dry Flower by Summa. Source Pixabay

Demophone kemudian berlari mendekat sambil mengulurkan beberapa bunga kering kepada ibunya. “Aku tidak bisa merangkai bunga-bunya segar seperti biasanya bunda,” Ujarnya agak sedih. “Kami sudah mencari-cari kemanapun, tidak satupun bunga bisa kami temui.”

“Tidak ada bunga bunda!” Triptolemus membeo meniru kakaknya.

“Terimakasih anakku,” Sahut Metanira lembut sambil membelai rambut halus putrinya, “Ini pun indah sekali.” Memang meski sudah kering, bunga-bunga itu masih terlihat cantik. “Mereka memang biasa memetik bunga untukku saat berjalan-jalan.” Dia menjelaskan kepada Cybele (Demeter) yang terlihat heran.

Cybele mengangguk paham lalu mengalihkan pandangannya berkaca-kaca karena teringat pada Persephone yang juga biasa memetikkan bunga untuknya.

“Kenapa bunda?” Suara Demophone menyela. “Kenapa bunga-bungaan tidak lagi tumbuh?”

“Iya, kenapa bunda,” Lagi-lagi Triptolemus membeo lucu.

“Nah, anakku,” Metanira mengangkat sikecil Triptolemus kepangkuannya, sementara Demophone duduk disisinya mendengar dengan penuh perhatian. “Ini karena Dewi Demeter sedang bersedih, sehingga dia tidak bersedia menurunkan anugerahnya pada kita untuk membuat tanaman tumbuh. Tanpa izin Sang Dewi, satu bunga pun tidak akan bisa muncul dari tanah.”

“Tapi, kenapa dia bisa begitu sedih?”

“Itu karena Persephone putrinya tidak lagi ada disisinya. Ibu bisa mengerti, jika kamu hilang dari sisi ibu, ibu pun akan sangat bersedih!”

“Tapi, kenapa Persephone tidak ada disisinya?” Tanya Demophone lagi.

“Ada banyak cerita yang beredar dari satu pendeta ke pendeta lain. Dari satu pendongeng ke pendongeng lain. Ada yang berkata itu karena Persephone diculik oleh Dewa penguasa Dunia Bawah Tanah, Hades. Ada juga yang berkata bahwa Persephone melarikan diri karena ingin menikahi Hades.”

Demeter berusaha keras menahan amarahnya. Ingin menikahi Hades? Mana mungkin! Dia diculik!

“Tapi Persephone adalah putri Zeus, “ Lanjut Metanira tidak menyadari kemarahan Demeter. “Tidak mungkin Hades berani menculik putri Penguasa Langit. Itu sama saja mencoreng wajah Raja Para Dewa, kesalahan yang tidak bisa diampuni. Karenanya Bunda percaya Persephone memang ingin pergi bersama Hades.”

“Tidak mungkin,” Seru Cybele mengejutkan mereka semua. “Persephone terlalu mencintai Demeter untuk lari bersama Hades dan hidup menderita didunia arwah yang menyeramkan di kegelapan bawah tanah. Dia pasti diculik.”

“Kalau begitu, kenapa Zeus tidak mengirimkan Hermes untuk mengambil kembali putrinya? Bukankan ini suatu penghinaan yang besar?”

Cybele hanya diam, dia takut jika menyahut lagi kemarahannya akan meledak.

“Biar bagaimanapun, mari kita semua berdoa agar Persephone bisa kembali berada disisi Demeter, agar bunga-bunga, dan buah-buahan, dan seluruh pepohonan bisa kembali tumbuh lagi seperti sediakala.” Metanira memejamkan matanya untuk berdoa, demikian pula seluruh dayang dayang dan kedua bocah yang masih kecil.

Saat mereka membuka mata kembali, mereka semua berseru keheranan. Cybele menghilang!

Demeter menolak mengabulkan doa mereka dan memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka. Kembali berkelana. Menjauhi manusia-manusia yang dianggapnya hanya memperdulikan dirinya sendiri. Tapi kali ini rasa ragu mulai tumbuh di hatinya. Juga kesedihan baru yang sama sekali berbeda.

Benarkah Persephone lebih memilih Hades ketimbang dirinya? Tidak lagikah berarti Ibunya sendiri yang selama ini selalu mencintainya lebih dari apapun? Demeter sulit untuk mempercayai ini.

Demeter terpejam meneteskan airmata sedih dan patah hati. Penolakan adalah kenyataan yang lebih berat untuk ditanggung ketimbang jika Persephone diculik. Kesedihan Demeter makin menjadi-jadi dan menyebabkan kerusakan dimuka bumi semakin besar. Korban kelaparan semakin cepat berjatuhan dimana-mana.

Saat membuka mata, Demeter menyadari bahwa dirinya sudah kembali ke kediamannya di Olympus. Para dewa yang luar biasa cemas berseru lega saat melihat Demeter sudah kembali. Hermes segera dikirim untuk memanggil Zeus dari kediamannya.

-

Zeus mendapatkan Demeter terbaring lesu didipan di sudut ruang duduk yang gelap. Semua tirai diturunkan, seakan tidak ada orang sama sekali didalam ruangan.

“Demeter, aku mohon, sudah cukuplah hukumanmu pada manusia yang tidak bersalah. Jika ini berlangsung terus menerus, tidak akan lagi ada manusia yang tersisa!”

Demeter hanya menghela nafas tidak peduli, tenggelam dalam kesedihannya. Seluruh manusia boleh meninggal, pikirnya. Akupun sudah mati.

Lebih dari saat Demeter mengamuk dulu, ketidakpedulian Demeter justru membuat Zeus menyadari, tidak ada jalan lain. Dia harus mengambil kembali Persephone kembali. Meski itu berarti harus berperang dengan Hades sekalipun. Dia tidak mungkin membiarkan seluruh manusia mati.

Hermes pun dikirim ke dunia bawah tanah untuk menyampaikan pesan Zeus kepada Hades. Persephone harus dikembalikan kepada Demeter apapun yang terjadi.

--

Sementara itu, dikehidupannya yang baru, Persephone pun sangat merindukan Ibundanya yang tercinta. Meski bahagia berada disisi Hades, Persephone merasa sangat bersalah karena meninggalkan Demeter dengan cara seperti itu.

Dia tidak menyesali keputusannya untuk bersama, karena ini adalah hidupnya sendiri. Tetapi tanpa restu dari Demeter, kebahagiaannya bersama Hades tidak akan pernah sempurna. Tapi apa daya? Dunia keduanya sangat berbeda, hidup bersama Demeter, Persephone harus berpisah dari Hades, dari dunia bawah tanah. Hidup bersama Hades, dia harus meninggalkan Demeter.

Meski Persephone tidak pernah sekalipun mengeluh, Hades diam-diam memperhatikan betapa terkadang Persephone melamun dengan raut wajah sendu. Kesedihan Persephone membuat hatinya terasa nyeri. Dia mengerti bahwa pengorbanan yang diberikan oleh Persephone demi cintanya pada Hades sangatlah besar.

Saat Hermes datang menghadap mereka berdua menyampaikan perintah Zeus, Hades menyerahkan keputusan ini ketangan istrinya.

“Tentu saja aku ingin engkau selamanya berada disisiku. Aku akan berperang melawan Zeus sekiranya aku yakin bahwa tanpa keraguan sedikitpun engkau pun ingin berada disisiku. Tetapi aku mengerti bahwa engkau merindukan ibumu. Dan kebahagiaanmu adalah yang terpenting untukku, sekalipun itu menghancurkan hatiku.”

“Tentu saja aku ingin selalu berada disisimu!” Seru Persephone. “Memang aku akan selalu merindukan ibuku, tapi engkaulah yang aku pilih.”

Lanjut Persephone, “Berperang melawan Zeus hanya akan membawa kehancuran pada seluruh dunia. Baik dibawah tanah maupun dipermukaan bumi. Jika aku kembali kepada Ibuku, maka selamanya kita harus terpisah. Aku mengenal ibuku, kali ini dia tidak akan melepaskanku untuk kembali padamu. Itu pun bukan hal yang aku inginkan.”

Hermes, Dewa pengantar pesan yang cerdik itu menyela, “Bagaimana jika kita membuat alasan agar Persephone tidak bisa tidak harus kembali ke Dunia Bawah Tanah setelah beberapa waktu bersama Demeter?”

Kedua pasangan itu mengalihkan perhatian mereka kepada Hermes. Hermes yang juga bertugas mengantarkan arwah manusia yang meninggal ke Dunia Bawah Tanah adalah satu dari sedikit Dewa-Dewa dunia atas yang dipercayai oleh Hades untuk bersikap adil pada mereka.Semua Dewa dunia atas sudah pasti akan berpihak pada Zeus.

“Bagaimana jika kita mengatakan bahwa Persephone harus memakan makanan Dunia Bawah Tanah dalam jangka waktu tertentu agar bisa hidup? Jika Demeter tidak mengembalikan dia pada Hades, maka kita katakan padanya bahwa Persephone bisa mati! Jadi mau tidak mau, Demeter harus melepaskan Persephone sementara agar dia bisa kembali.”

“Ibuku akan tahu jika aku berbohong padanya. Dia terlalu mengenalku.” Keluh Persephone.

“Kalau begitu, jadikan itu sebagai sebuah kebenaran. Hades, kau bisa memantrai... Buah apa yang kau sukai Persephone?”

“Buah delima” Sahut Persephone.

“Kau bisa memantrai buah delima di Dunia bawah tanah, sehingga Persephone harus kembali untuk memakannya. Buah-buahan itu tidak akan bisa dibawa ke dunia atas. Biar bagaimanapun engkau penguasa Dunia Bawah tanah, hal ini tentu mudah sekali bagimu!”

“Tapi itu terlalu berbahaya, aku tidak ingin Persephone mati sungguhan!” Seru Hades

“Tidak!” Potong Persephone. “Itu adalah ide yang sangat baik. Aku menyukai buah delima yang tumbuh di taman milikku. Kau bisa memantrainya agar aku harus kembali setelah enam bulan berada di dunia atas. Tanpa ada bantahan lagi!”

Begitulah. Akhirnya Persephone kembali ke pelukan Demeter selama enam bulan dalam setiap tahun.

The Return of Persephone-Frederic Leighton. Source Wikimedia Common

Saat Persephone kembali ke pelukan Demeter, mereka akan menjadi begitu bahagia sehingga semua tumbuhan pun mendadak hidup kembali. Bunga-bunga musim semi berkembang ceria. Manusia dengan segera menanamkan bibit mereka di seluruh sawah dan kebun mereka agar bisa dipanen kemudian dimusim panas.

Di saat itu, Demophone kembali bisa merangkai bunga segar untuk ibunya, Metanira sebagaimana dulu.

Saat Persephone harus kembali ke Dunia Bawah Tanah untuk memakan buah delima ditamannya, daun-daun akan berguguran. Demeter akan menunggu di Istananya dengan sedih, tapi penuh harapan. Manusia akan menyimpan cukup banyak bahan makanan sehingga mereka tidak akan kelaparan. Sampai Persephone kembali kepada Demeter di musim semi berikutnya.

Geeetoooohh.. ^_^




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga Bela Diri Jadul Favorit

Yakuza, Organisasi Kriminal yang Menjaga Etika

Seri 12 Dewa Olympus 6 : Apollo, Dewa Tampan Serba Bisa