|
Source : Helenica World |
Banyak kisah kelahiran para dewa baru tidak akan ada kalau Zeus ini setia pada istri-istrinya. Terutama pada Hera. Tapi apa boleh buat, setiap kota memerlukan dewa pelindung khusus, dan malam-malam panjang dimusim dingin perlu di isi dengan kisah-kisah seru.
Jadilah Zeus wajib bersikap genit dan berselingkuh dengan banyak orang agar Hera yang agung, istri Zeus yang super powerful dan galak, bisa mengejar-ngejar dan menyiksa mereka. Menjadi inspirasi bagi para penyair kuno dalam karya mereka.
Leto, simbol perjuangan seorang Ibu
Ibu-ibu yang pernah merasakan beratnya hamil, melahirkan dan membesarkan anak, mungkin akan bisa memahami penderitaan Leto dalam perjuangannya menyelamatkan bayinya, sejak dalam kandungan sampai besar. Terutama ibu-ibu yang ditinggalkan oleh lelaki yang tidak bertanggung jawab pada bayinya.
Sebagai putri dari Titan Ceous dan Pheobe yang merupakan Paman dan Bibi dari Zeus, Leto tahu betul kegenitan Zeus jika kecantikannya yang luar biasa terungkap. Karenanya Leto selalu menyembunyikan kecantikannya.
Tapi apa daya, dewa dewi hidup abadi. Suatu hari tanpa sengaja, kecantikan Leto terungkap juga dimata Zeus, yang langsung jatuh cinta! Hera yang agung saja tidak bisa menghindari kejaran Zeus, apalagi Leto? Sehingga terjadilah hubungan gelap dibelakang punggung Hera yang mengakibatkan Leto hamil.
Kehamilan ini tentu saja disimpan serapih mungkin, karena berbahaya sekali jika sampai Hera tahu. Kedudukan Leto sebagai dewi akan membuat anak-anaknya setara dengan anak-anak Hera, dan ini bukanlah hal yang bisa dengan mudah diterima Hera yang super pencemburu.
Tapi apa daya, sepandai-pandainya menutup bangkai, baunya akan terkuak juga. Demikian juga kehamilan Leto yang akhirnya diketahui Hera tepat disaat kehamilannya mendekati hari kelahiran.
Hera begitu terbakar amarah dan langsung menendang Leto keluar dari Olympus, kediaman para dewa. Sang Dewi kelahiran juga mengutuk Leto dengan kelahiran yang sulit, bahwa dia tidak akan bisa melahirkan didaratan manapun yang terpancang dibumi serta matahari menyinari.
Phyton, ular raksasa, dikirimkan oleh Hera menyusul Leto kebumi untuk membunuh anak-anak Leto jika sampai dilahirkan. Tapi ini terlalu melampaui batas, sehingga Zeus, anggota ikatan suami takut istri, diam-diam mengirim Boreas, Sang Angin Utara, untuk membawa Leto menjauh dengan meniup layar kapalnya dilautan. Menjauh dari Phyton.
Terlunta-lunta mengembara dimuka bumi dalam keadaan hamil tua, dikegelapan malam Leto memohon kepada satu daratan ke daratan lainnya untuk menerimanya agar bisa melahirkan. Tetapi semua takut kepada Hera yang sakti.
Sampai akhirnya Boreas membawa Leto kepulau bergerak bernama Delos. Orang mengatakan bahwa Delos sebenarnya adalah bagian punggung dari seekor ikan paus Raksasa yang luar biasa tua dan besar, sehingga saking tuanya sampai bertumbuh pulau dipunggungnya. Karena itulah pulau ini bergerak dan tidak terpancang dibumi.
Disanalah akhirnya sambil menyamar sebagai serigala Leto bisa menghindari kutukan Hera dan memulai proses melahirkan anak kembar. Sesuai kutukan Hera, Leto melahirkan anaknya dimalam hari, disaat matahari tidak bersinar.
Artemis, bayi cantik berkulit putih dan berambut hitam seperti malam, lahir terlebih dahulu. Dan Hera sang Dewi Kelahiran tentu saja tahu, dan langsung menculik putrinya, Eileithyia, Dewi Penolong Kelahiran. Tepat disaat Leto akan melahirkan anak yang kedua.
Sembilan hari dan sembilan malam Leto menjerit kesakitan karena tidak bisa melahirkan. Tetapi dihari ke sembilan Artemis yang ternyata tumbuh menjadi dewi kecil yang kuat berkat darah Zeus, sudah cukup mampu untuk menolong kelahiran saudara kembarnya, Apollo yang tampan dan berambut pirang.
Sementara itu Phyton, sang ular raksasa kiriman Hera, masih saja mengejar Leto. Leto yang baru saja melahirkan menggendong bayi-bayinya melarikan diri sampai ke Lycia. Lelah dan kehausan, Leto mencoba meminum air dari sebuah kolam.
Tapi penduduk Lycia yang mematuhi Hera, dengan kejam menendang-nendang lumpur kedalam kolam lalu mengaduk-aduknya dengan kaki mereka. Sampai air jadi begitu butek dan tidak bisa diminum.
|
Source : Hellenica World |
Leto luar biasa marah dan tersinggung, bagaimanapun dia itu Dewi, akhirnya mengutuk penduduk Lycia disekitar kolam tersebut menjadi kodok. Penduduk lainnya yang ketakutan menyaksikan ini akhirnya membiarkan Leto meminum air sepuasnya.
Sementara itu Apollo dan Artemis bertambah kekuatan dewanya dengan cepat. Bahkan dalam usia empat hari Apollo berhasil membunuh Phyton yang terus saja mengejar mereka.
Zeus yang akhirnya bangga melihat kehebatan anak-anaknya, mengakui keberadaan mereka dengan menganugerahi Artemis dan Apollo dengan busur dan anak panah khusus yang ditempa oleh Hephaestus, Dewa Pandai Besi.
Artemis dan Apollo langsung jatuh cinta kepada senjata ini dan menjadi pemanah-pemanah hebat yang tidak ada tandingannya di langit maupun dibumi. Dua dari 12 Dewa Besar Olympians. Berkat merekalah akhirnya Leto terlindung dari kekejaman Hera. Tidak adalagi manusia maupun dewa yang bisa mengganggu atau menghina sang ibunda tercinta, Leto.
Leto kemudian dihormati penduduk Yunani kuno sebagai Dewa Keibuan, sesuai dengan jasanya memperjuangkan anak-anaknya. Dalam berbagai karya seni Leto seringkali digambarkan sebagai seorang Ibu yang menggendong dua bayi.
Semele,rasa ingin tahu betul bisa membunuhmu
Meski upaya Hera untuk menyerang para selingkuhan Zeus seringkali gagal. Terutama karena ada perjanjian bahwa Hera tidak boleh menyerang langsung para wanita tersebut dan anak-anak mereka. Sebagaimana Zeus tidak boleh terang terangan membela mereka. Tapi sekali dua kali ternyata berhasil juga. Sebagaimana yang terjadi pada Semele yang malang.
Semele adalah pendeta wanita di kuil yang memuja Zeus (zaman Yunani kuno mereka tidak mendiskriminasi wanita sebagai pendeta). Sehingga tentu saja Zeus sesekali menghadiri persembahan di Kuil mereka.
Zeus terpesona saat Semele yang anggun dengan seluruh pemujaannya terhadap Zeus menyembelih sendiri seekor sapi sebagai korban persembahan. Berlumuran darah Semele berdoa pada Zeus yang menerima persembahannya sekaligus jatuh cinta padanya (dasaaaar!)
Segera Zeus menyamar sebagai elang dan mendatangi Semele, menyatakan cintanya.
|
Pixabay/Eagle |
Gayung bersambut, Semele yang memang seorang pemuja Zeus sangat merasa terhormat mendapatkan cinta seorang dewa. Karena Semele manusia biasa, Zeus pun lalu menjelma dihadapan Semele sebagaimana layaknya seorang lelaki manusia yang tampan. Betapa bahagianya kedua sejoli ini, sampai Semele hamil.
Semele yang lupa daratan, menyombongkan kehamilannya. Bahwa ayah dari anak yang dikandungnya adalah Zeus, Mahadewa diantara para Dewa!
Tentu saja berita ini sampai ketelinga Hera yang hampir meledak kepalanya karena amarah.
Tapi seperti biasa diperlukan jalan memutar untuk menyerang selingkuhannya. Apalagi Semele bukan sekedar manusia biasa, melainkan seorang Pendeta yang mengabdi pada kuil Zeus.
Hera menyamar sebagai seorang dayang-dayang tua yang bertugas mengurus pakaian Semele. Sambil melayani Semele, Hera memancingnya agar bercerita mengenai Zeus. Dan Semele yang begitu bahagia karena kehamilannya mulai bercerita banyak.
Karena Zeus mewujud dalam bentuk manusia biasa dihadapan Semele, dia tidak bisa menceritakan apa-apa mengenai Zeus sebagai dewa. Dia hanya bisa menjelaskan rupa Zeus sebagaimana manusia biasa. Pelayan tua yang merupakan jelmaan Hera ini lalu menanamkan rasa ragu di benak Semele.
Benarkah dia seorang dewa? Atau dia hanya mengaku-aku saja?
Semele menggeleng, “Zeus tidak mau menampakkan dirinya sebagai dewa di hadapan saya, entah kenapa.“
“Kalau begitu,” desis Hera dengan licin. “ Bisa jadi dia hanya manusia biasa, yang berani mengaku-aku sebagai Zeus.”
Semele tercenung, “Tapi bagaimana mungkin saya bisa membujuknya?”
Dan Hera pun menunjukkan caranya...
Kali berikut Zeus datang, Semele melayani Zeus dengan baik sampai dia puas dan bahagia. Ditengah kebahagiaannya, juga kebanggaannya melihat kehamilan Semele yang membesar, Semele meminta dikabulkan satu permohonan.
“Berjanjilah untuk memenuhi satu permohonanku, Sayangku,” rayu Semele lembut. “Aku tidak pernah memohon apapun sebelum ini, dan tidak akan memohon lagi setelah ini. Kabulkanlah, dan bahagiakanlah aku.” Dan Zeus pun bersumpah untuk mengabulkan apapun permohonan Semele.
Jauh diluar dugaannya, ternyata Semele memohon agar Zeus menunjukkan jati dirinya sebagai Dewa dihadapan Semele.
Zeus menolak keras, “Engkau tidak akan tahan! Aku ini Mahadewa, kekuatanku jauh melebihimu. Aku khawatir kau tidak akan tahan.” Tapi Semele yang percaya diri dengan kekuatannya sebagai pendeta Agung bersikeras.
Karena sudah bersumpah, Zeus terpaksa mengabulkan permohonan Semele. Menjelmalah dia perlahan lahan kebentuk aslinya.
Awalnya wujud agung Zeus membuat Semele sangat bangga dan bahagia. Terpilih menjadi salah satu pendamping Dewa yang begitu tampan, bercahaya dan agung ini. Namun dengan semakin nyata bentuk asli Zeus, kekuatannya bertambah dan bertambah, jauh melebihi apa yang bisa ditahan Semele.
Semele menjerit kesakitan!
Seluruh tubuhnya mulai terbakar, dan Zeus tidak bisa menghentikannya. Itulah yang terjadi jika manusia berhadapan langsung dengan wujud asli Dewa. Dengan sedih dia memperhatikan kekasihnya yang sekarat.
Meregang nyawa, Semele teringat pada bayinya, dan memohon agar Zeus mau menyelamatkannya.
Zeus pun segera mengambil bayi yang belum terbentuk sempurna itu tepat sebelum Semele hangus menjadi setumpuk abu. Hera berhasil membalaskan dendamnya!
Bayi tersebut ditanamkan di paha atas bagian luar. Sebagaimana Athena yang bisa dilahirkannya dari puncak kepala, seluruh bagian tubuh Zeus ternyata bisa berfungsi sebagai rahim. Selang beberapa bulan lahirlah Dyonisius, Dewa Anggur dan Perayaan. Salah satu Dewa yang paling di hormati oleh Rakyat Yunani Kuno
Komentar
Posting Komentar