|
Pixabay/Learning |
Banyak poliglot kecanduan belajar bahasa baru, karena menguasai bahasa baru akan membuka jendela dunia kita kepada begitu banyak hal-hal baru. Cara berpikir yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Budaya yang sama sekali baru. Teman-teman baru, termasuk teman berantem di medsos, meski tanpa pernah pergi kenegara dimana bahasa itu digunakan.
Poliglot adalah mereka yang menguasai dengan fasih empat bahasa atau lebih. Jadi jika menguasai bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa Inggris ditambah satu lagi bahasa asing lainnya, sudah bisa disebut sebagai poliglot.
Melalui internet, kita bisa mengakses berbagai negara di seluruh dunia lengkap dengan bahasa mereka masing-masing. Di sosial media kita bisa berkenalan dengan mereka yang berasal dari Rusia, Amerika, Perancis, Afrika, Saudi Arabia, bahkan Tiongkok. Mempelajari berbagai bahasa menjadi suatu kemungkinan yang bisa didapatkan oleh setiap kita yang punya kuota internet di hape kita.
Yang paling menyenangkan dari belajar bahasa adalah, kita tidak perlu menjadi jenius untuk mempelajarinya. Kalau iya, maka balita berusia 5 tahun tidak akan bisa bicara bahasa inggris, di Inggris. Orang dengan IQ jongkok sekalipun akan bisa berbahasa Perancis, jika dibesarkan di Perancis.
Jadi siapapun bisa belajar bahasa baru, asalkan mau.
Dan belajar bahasa baru ternyata baik sekali untuk otak, terutama di bagian
dorsolateral pre frontal cortex. Yang fungsinya adalah untuk menyelesaikan masalah, mengatur prioritas kerja dari satu ke lainnya, juga membuat kita fokus kepada suatu pekerjaan dengan memfilter hal-hal yang tidak diperlukan otak.
Lalu kenapa ada orang yang bertahun-tahun belajar bahasa Inggris disekolah, hanya bisa berkata, ‘
Halo!’, ‘
Good Morning’ dan ‘
Good bye’ saat disuruh berbahasa Inggris? Sementara orang lainnya bisa cas-cis-cus, bla-bla-bla, seperti air mengalir berbicara bahasa Inggris. Persis seperti bule. Bukankah itu berarti dia berbakat?
Ternyata tidak juga. Memang ada orang yang bisa lebih cepat belajar bahasa, karena dia memang punya kelebihan sensitivitas bahasa. Tetapi pada dasarnya, semua orang bisa. Kecuali jika ada kerusakan tertentu di otaknya.
Lalu bagaimana orang bisa belajar bahasa baru? Apalagi jika umur sudah tua. Apakah masih bisa? Mana ada waktu untuk pergi kursus?
Tidak harus pergi kursus kok, meskipun kursus akan memberikan dasar pelajaran yang kuat. Jika tidak sempat, atau lebih suka belajar sendiri, maka hal-hal dibawah bisa dicoba:
Beli Buku Tata Bahasa Dasar
Buku seperti ini banyak dijual di toko buku, bisa dipesan online. Meski terlihat membosankan, tidak bisa kita pahami, tetapi semua bahasa memerlukan perkenalan, setidaknya untuk mengeja kata-katanya. Bahkan bahasa mandarin memerlukan pinyin yang harus dibaca dengan cara tertentu.
Beli satu dua buku saja, jangan banyak-banyak. Tidak perlu memaksakan diri untuk memahami semua. Yang penting kita punya pegangan awal.
Kelak buku tata bahasa ini akan diperlukan saat kita mulai bisa meraba pola-pola kalimat tertentu. Memberikan penjelasan mengenai konjugasi kata. Kenapa kata depan tertentu bisa berbeda. Dan seterusnya.
Mengkaitkan bahasa dengan kesenangan
Hampir semua poliglot menguasai bahasa baru dengan cara mengkaitkan bahasa tersebut dengan hobinya atau suatu hal yang bermanfaat untuk dia. Pokoknya semua hal yang menyenangkan saat bahasa tersebut digunakan. Dan untuk setiap orang definisi menyenangkan tentu berbeda.
Mereka yang suka ngobrol akan mendapatkan manfaat jika pelajaran bahasa mereka digunakan dengan berbicara langsung dengan orang-orang dinegara lain. Saat ini kita tidak perlu ke rusia untuk berbicara dalam bahasa rusia. Cukup membuka Skype, add sebanyak-banyaknya orang, dan pasti ada satu dua orang yang tertarik untuk berkenalan dengan orang dari Indonesia.
Mereka yang suka bernyanyi lebih mudah lagi, tinggal membeli lagu-lagu dari negara tersebut, hafalkan luar dalam, sambil menerjemahkan artinya. Kosa kata dalam bahasa tersebut pasti akan bertambah.
Demikian juga mereka yang suka menonton, main game, membaca posting di sosial media, belajar memasak dari resep-resep dalam bahasa asing. Tentu dengan kamus siap ditangan. Dan dijaman sekarang berjibun aplikasi kamus termasuk google translate, siap untuk di download.
Namun ini akan sulit dilakukan jika tidak ada hal yang menyenangkan yang bisa didapat dari bahasa yang ingin dipelajari. Misalnya ingin belajar bahasa Mandarin, tapi tidak menyukai film dan lagu mandarin, tidak menyukai hurufnya, tidak menyukai produknya, tidak suka Chinese food, bahkan tidak menyukai negara Tiongkok. Akan susah sekali belajar bahasa ini.
Ucapkan keras-keras
Jangan takut dianggap gila saat ngomong sendiri menggunakan bahasa baru yang ingin dipelajari. Apa boleh buat, agar bisa fasih, agar ada koneksi langsung antara kata dengan ucapan, kita harus mengucapkan berbagai dialog yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Jangan terlalu cemas mengenai salah benar, tepat tidaknya tata bahasa, ucapkan saja dulu.
Saat kita mau mandi, misalnya, ucapkan keras-keras :
I want to take a bath! Jika kita belajar bahasa inggris. Saat kita lapar :
J’ai faim! Jika belajar bahasa perancis. Atau saat mengomeli politikus yang menyebalkan di tv :
Why are these people so stupiiiid??
Google translate harus selalu siap sedia dihape, tentunya.
Mereka yang tebal muka, adalah mereka yang akan paling mudah belajar bahasa. Jangan malu-malu!
Lakukan secara sistematis
Sekedar bersenang-senang saja tidak cukup, banyak orang hafal lagu-lagu berbahasa inggris dan nonton film berbahasa inggris dengan subtitle, tapi tetap tidak bisa bahasa inggris. Tiap hari membaca doa dalam bahasa arab, tapi sedikit pun tidak bisa menggunakannya untuk keperluan praktis.
Kita harus membuat sistem tertentu agar semua kata tersebut menempel dan bisa kita praktekkan dalam kehidupan nyata. Misalnya mempelajari suatu lagu dengan mengerti sepenuhnya artinya kata per kata. Menyalin kata-kata yang tidak dimengerti beserta artinya kedalam buku, seperti sebuah kamus pribadi.
Juga agar bisa lebih menghayati bahasa tersebut, agar tidak cepat lupa, Kita bisa mencoba membayangkan apa yang dirasakan sang penyanyi saat menyanyikan lagu itu. Lalu diulang-ulang sampai paham keseluruhan lagu. Lalu pindah ke lagu berikutnya.
Demikian juga saat menonton film atau video youtube, maka usahakan agar bisa diulang-ulang, membiasakan telinga kita, lalu mengucapkan meniru adegan-adegan tertentu agar lidah kita juga ikut fasih berdialog.
Kemudian setelah itu targetkan berapa lagu yang harus dihafalkan perminggu, berapa jam chatting yang akan dilakukan, berapa posting sosial media dalam bahasa asing yang ingin diterjemahkan. Dan kerjakan dengan penuh semangat dan disiplin.
Jangan buru-buru
Sabaaar!!! Belajar bahasa perlu waktu. Sesuaikan target belajar kita dengan kemampuan kita. Jangan memberikan beban terlalu besar sehingga kita jadi frustasi karena cepat lupa, atau malah terlalu ringan sehingga tidak lagi seru.
Jangan ikut-ikutan mereka yang menjual kursus dengan mengatakan : ‘Lancar berbahasa inggris dalam 2 minggu!’ Tidak ada model seperti ituuu! Kita tidak bisa langsung fasih dalam dua minggu, tapi kita akan bisa merasakan kemajuan jika konsisten menggunakan bahasa tersebut dalam dua minggu.
Mendadak orang yang seolah seperti kumur-kumur di tv, satu dua katanya kita bisa pahami. Melihat botol shampo saat di toilet, kita bisa mengerti beberapa huruf yang dulu sama sekali asing. Menyenangkan sekali!
--
Jadi tunggu apa lagi? Ayo! Mulai deh belajar bahasa asing, dan membuka diri pada dunia!
Komentar
Posting Komentar