Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Seri 12 Dewa Olympus 12 : Dionysus, Dewa Anggur yang Ekstrim

Bacchus. Source : Wineguy.com

Dalam kisah Yunani Kuno, tidak ada dewa yang sempurna. Semua dewa dan dewi meski gagah cantik heroik sakti mandraguna, memiliki kekurangan sebagaimana manusia biasa. Tapi sepertinya tidak ada yang secara simultan begitu kontras antara kelebihan dan kekuranganya sebagaimana Dionysus (baca : Daionises) atau nama lainnya : Bacchus.

Dia terutama dikenal sebagai Dewa Arak Anggur diantara banyak gelar lainnya. Dan sebagai mana anggur, dia membawa kegembiraan jika diminum dalam jumlah cukup, tapi juga membawa kemalangan saat diminum berlebihan. Bisa jadi obat yang menyehatkan, juga bisa menjadi racun yang mematikan.
Walter Otto, seorang filosofis Jerman, mengatakan Dionysonus membawa kehidupan yang sepenuh-penuhnya tapi juga kematian yang sekejam-kejamnya.
Dionysus menyukai pesta, kegembiraan, kesenangan tanpa batas, kehidupan, bahkan penyembuhan. Tapi juga dia menyukai kekejaman yang buas, pertumpahan darah, kegilaan dan segala kegelapan. Semua yang ekstrim! Bahkan dikabarkan ada kultus Dionysus yang menumbalkan manusia sebagai persembahan untuknya. Tidak saja sekedar dibunuh, tapi dicabik cabik dengan sadis sampai jadi potongan kecil.

Dia kadang digambarkan sebagai dewa muda yang tampan penuh kehidupan, tapi juga kadang juga sebagai dewa tua yang menyeramkan.

Bacchus. Source : Flickr/Derek Key

Nietzsche berpendapat bahwa Dionysus adalah kehidupan itu sendiri, dimana untuk mendapatkan kebahagiaan tertinggi, maka harus ada penderitaan yang besar. Sebagaimana seorang wanita yang akan melahirkan bayi yang didambakan dan dicintainya, harus merasakan sakitnya melahirkan, yang bahkan bisa membawa dia pada kematian.
Biodata 
Nama : Dionysus
Kedudukan : Dewa Anggur, Dewa Perayaandan Dewa Kegilaan
Menguasai : Kegilaan, Penyembuhan, Kesenangan
Simbol :
Thyrsus, Lumba-lumba, Buah Anggur dan Panther
Cerita kelahiran dan masa awal kehidupan Dionysus juga merupakan tragedi tersendiri. Zeus, ayah Dionysus, jatuh cinta pada wanita biasa Semele (Cerita lengkapnya ada disini). Singkat cerita Hera yang cemburu berhasil menghanguskan Semele yang sedang hamil menggunakan kekuatan Zeus sendiri.

Meski Semele hangus menjadi abu, namun janinnya yang belum sempurna selamat. Tentu ini karena darah Zeus mengalir dalam janin itu. Lalu Zeus menyimpan janin tersebut kedalam pahanya, sampai cukup umur untuk dilahirkan kedua kalinya.

Setelah lahir, Zeus sadar, agar bisa selamat, Dionysus harus dibesarkan jauh dari Olympus untuk menghindari kekejaman Hera. Zeus memerintahkan Hermes untuk mengantarkan Dionysus kepada Ino, saudara perempuan dari Semele. Ino dengan senang hati menerima tugas untuk membesarkan keponakannya ini.

Tetapi berita ini lalu bocor ke telinga Hera. Dengan kekuatannya, dibuatnya Ino dan suaminya, Athamas, menjadi gila. Athamas sampai membunuh bayinya sendiri. Kemudian Ino membunuh Athamas lalu melemparkan dirinya bersama anaknya yang masih bayi ke tengah lautan. Namun sekali lagi Dionysus berhasil diselamatkan. Hera memang bisa jadi sangat kejam.

Athama tue le fils d'Ino. Source : wikipedia

Kali ini dia diantarkan kepada para Satyr untuk dibesarkan. Satyr adalah makhluk bertanduk dan berkaki seperti kambing atau domba, namun dengan wajah dan tubuh manusia. Agar aman, dia diubah menjadi seekor anak kambing, agar Hera tidak mengenalinya. Karena itu kadang Dionysus digambarkan sebagai pria bertanduk.

Untuk sementara Dionysus aman.

Para satyr, peri dan wanita manusia, membesarkannya di alam liar. Ini kemudian memberikan karakter liar dalam diri Dionysus. Kekuatan Dionysus untuk membuat orang menjadi gila sudah menjelma sejak dia masih bayi. Kelak para wanita pengasuhnya ini juga menjadi gila karena pengaruh kekuatan Dionysus yang masih balita, dan menjadi pengikutnya yang abadi : Maenads.

Mereka menari-nari dalam kegembiraan yang gila-gilaan dialam liar, meyusui binatang dan mencabik-cabik binatang liar sampai jadi potongan daging kecil, lalu memakannya. Sebagaimana Dionysus yang juga menyukai daging mentah. Meskipun demikian, mereka luar biasa gembira dalam kegilaannya. Bebas, sebebas-bebasnya.

Setelah agak besar, Dionysius menemukan cara untuk mengubah anggur menjadi minuman keras, anggur, yang kemudian menjadi simbol utama kekuatannya.

Kehidupan berlangsung cukup menyenangkan, sampai akhirnya Hera mengetahui bahwa Dionysus masih hidup dialam liar. Sekali lagi Dionysus harus mengalami kemalangan.

Hera membuat Dionysus hilang ingatan, sehingga dia harus berkelana keseluruh penjuru dunia mencari jatidirinya. Dikisahkan Dionysus berkelana begitu jauh, sampai mencapai India! Itu kurang lebih sejauh jarak Aceh sampai Papua.

Alexander the Great mengisahkan dalam perjalanannya menaklukan dunia, dia menemukan sebuah kota bernama Nysa di dekat sungai Indus, India, yang dipersembahkan untuk Dyonisus.

Sementara berkelana, dia mengajarkan pada manusia cara untuk membuat anggur. Yang untungnya tidak dilupakannya meski dalam keadaan hilang ingatan. Juga cara untuk berpesta dan bersenang-senang. Ini membuat dia menjadi salah satu dewa yang sangat populer.

Adalah Ibu bumi, Rhea, yang kemudian menaruh kasihan kepada Dionysus dan menyembuhkannya dari kegilaannya. Membuatnya kembali sadar siapa dirinya. Sementara itu pengikutnya semakin bertambah banyak. Memberikan persembahan, mengadakan pesta-pesta, dan tentu saja korban yang berdarah-darah.

Akhirnya perjalanannya membawa dia kembali ke Yunani, membawa serta banyak pengikutnya terutama para Maenads yang gila tapi setia dan tentunya para Satyr.

Orang Yunani tidak menyukai Dionysus dan kultusnya yang aneh. Orang Yunani membanggakan dirinya sebagai orang yang beradab, dan memandang rendah semua ritual pemujaan yang kelihatan seperti pesta seks dan mabuk-mabukan, yang dilakukan oleh pengikut Dionysus. Mereka menolak mengakuinya sebagai seorang Dewa.

Bahkan sepupunya sendiri Pentheus, yang merupakan penguasa Thebes, kota asal ibunya, menolak mengakuinya sebagai putra dari Zeus. Tidak hanya Pentheus. Seluruh penghuni Thebes, termasuk ibu dan bibinya, menyangkal Dionysus.

Dionysus meski marah masih memberikan peringatan terakhir melalui seorang pendeta buta bernama Tiresias, untuk memberikan persembahan dan penghormatan, sebagaimana layaknya pada seorang Dewa, pada Dionysus.

Tetapi Pentheus tetap keras kepala. Bahkan mengejek cara pengikut Dionysus melakukan pemujaan. Bahkan berani marah-marah karena banyak wanita mulai menjadi gila, menjadi Maenads, termasuk bibi dan ibunya sendiri, akibat pengaruh kekuatan Dionysus.

Hukuman untuk Pentheus tidak terhindarkan. Suatu ketika Pentheus, dibawah pengaruh Dionysus, tanpa sadar berjalan sendiri ketengah hutan, dimana para Maenads sedang melakukan ritual persembahan. Dengan kekuatan Dionysus yang kejam, mereka menjadi gila dan melihat Pentheus sebagai binatang buas yang berbahaya.

Para maenads, termasuk ibu dan bibinya, mencabik-cabik tubuh Pentheus sampai luluh lantak. Lalu ibunya sendiri memancangkan kepala Pentheus ke sebuah tombak. Lalu memparadekan kepala itu ke seluruh penjuru kota.

Pentheus. Source : Wikimedia Common

Setelah merasa puas, Dionysus menyadarkan mereka semua dari kegilaan ini. Histeris menyadari apa yang sudah mereka perbuat dengan tangannya, mereka semua melarikan diri dari Thebes. Semua kecuali Tiresias.

--

Beratus tahun setelah itu penyembah Dionysus tetap ada. Bahkan pada masa agama Judeo Christian sudah mulai berkembang, tetap ada orang-orang yang diam-diam memuja Dionysus.

Pengikut kultus Dionysis kebanyakan adalah orang-orang yang terpinggirkan, para pemberontak, anti pemerintah yang melawan kemapanan. Semuanya sama dan sejajar saat dalam keadaan mabuk. Minus semua korban berdarah, sebetulnya bisa dibilang kultus ini cukup menyenangkan dengan semua pestanya.

Dalam seri ini :

Seri 12 Dewa Olympus 1   : Zeus, Raja Para Dewa
Seri 12 Dewa Olympus 2   : Hera, Pemimpin para Ibu yang Pencemburu
Seri 12 Dewa Olympus 3   : Poisedon, Penguasa Samudera
Seri 12 Dewa Olympus 4   : Demeter, Penentu Hasil Panen
Seri 12 Dewa Olympus 5   : Athena, Dewi Kebijaksanaan yang Tidak Mau Kalah
Seri 12 Dewa Olympus 6   : Apollo, Dewa Tampan Serba Bisa
Seri 12 Dewa Olympus 7   : Artemis, Dewi Pemburu Pencinta Alam Liar
Seri 12 Dewa Olympus 8   : Ares, Dewa Perang yang Dipuja dan Dibenci
Seri 12 Dewa Olympus 9   : Aphrodite, Dewi Percintaan yang Menguasai Cinta Manusia dan Dewa
Seri 12 Dewa Olympus 10 : Hephaestus, Dewa Api yang Terampil
Seri 12 Dewa Olympus 11 : Hermes, Pengantar Pesan yang Iseng
Seri 12 Dewa Olympus 12 : Dionysus, Dewa Anggur yang Ekstrim

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga Bela Diri Jadul Favorit

Yakuza, Organisasi Kriminal yang Menjaga Etika

Seri 12 Dewa Olympus 6 : Apollo, Dewa Tampan Serba Bisa