Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Bagaimana Tiongkok Menjadikan Afrika Sebagai Sekutu


* Isi artikel ini terutama diambil dari video Youtube : How Africa becoming China's China dan Is China Destroying Africa? link dibawah.

Seseorang pernah bilang : “ Uang tidak bisa bisa membeli teman, tapi dengan uang, Anda bisa menyewa sekutu.”

Dan ini merupakan inti dari berkembangnya kekuasaan Tiongkok di seluruh dunia. Sementara Amerika sibuk memamerkan ototnya dengan kekuatan militer mereka yang tidak terkalahkan oleh siapapun, Tiongkok menebarkan uang kemana-mana, dalam bentuk investasi, sogokan, bahkan sekedar bantuan.

Sekitar 48 tahun yang lalu, saat ada perseteruan antara Taiwan dan Republik Rakyat Tiongkok dalam menentukan siapa yang mewakili Negara Tiongkok di PBB, hampir semua negara Afrika mendukung Taiwan. Ini karena kebanyakan negara Afrika berada dibawah pengaruh Amerika Serikat yang merupakan pendukung Taiwan.

Tapi 48 kemudian, saat Tiongkok kembali berhadapan dengan Amerika dalam menentukan nasib Korea Utara, yang saat itu sangat bermusuhan dengan Amerika karena memiliki persenjataan Nuklir, kebalikannya terjadi. 43 dari 54 negara Afrika mendukung Tiongkok! Baik dengan suara abstain maupun dengan terang-terangan mendukung Tiongkok.

Ternyata dalam waktu 48 tahun, Tiongkok tanpa banyak ribut, tanpa banyak membom, berhasil mengembangkan pengaruhnya di Afrika. Mereka membangun Afrika terutama dengan proyek infrastruktur mereka, kereta api cepat, bendungan, pembangkit tenaga listrik, dan ratusan proyek besar dan kecil lainnya.

Semua proyek ini tentu tidak gratis, Afrika kelak harus membayarnya meski terkadang tanpa bunga atau dengan bunga yang sangat rendah. Dan uang bukanlah satu-satunya bayaran yang diharapkan Tiongkok.

Tetapi di negara yang rawan dengan perang dan tingkat pendidikan yang sangat rendah, semua proyek ini beresiko sangat tinggi. Jembatan, jalan, gedung, bisa dihancurkan dalam sekejap saja. Lalu pemerintahan bisa langsung berganti, lalu investasi pasti merugi. Karena pemerintahan baru bisa saja menolak untuk membayar hutang.

Tidak ada negara lain yang mau mempertaruhkan uang sebanyak itu sebagai mana Tiongkok. Amerika, Rusia, dan sekutu mereka lebih suka mempertaruhkan uang mereka dimedan perang melalui penjualan senjata dan tenaga militer. Lalu berinvestasi kedalam bisnis setelah yakin bahwa kekuasaan militer negara tersebut ada ditangan mereka.

Tetapi Tiongkok tetap nekat melakukan investasi karena keuntungan yang bisa diraih sangat besar, tidak hanya untuk Tiongkok tetapi juga untuk negara dimana Tiongkok berinvestasi.

Keuntungan dari investasi per negara, secara teori, bagi Tiongkok sebetulnya tidak terlalu besar, terkadang malah lebih menguntungkan negara tersebut ketimbang Tiongkok. Atau malah ada yang merugi, misalnya saat pertempuran meletus. Namun karena jumlah negaranya banyak, maka setelah dikumpulkan hasilnya menjadi cukup besar. Ini mirip dengan prinsip berjualan : Sedikit untung per item, tetapi stabil dan volumenya besar.

Hampir semua negara di Afrika luar biasa miskin, namun memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah. Sumber daya ini tidak dapat dimanfaatkan oleh rakyat Afrika itu sendiri, karena mereka tidak memiliki infrastruktur maupun teknologi. Dan Tiongkok menyediakan ini dalam jumlah besar kepada mereka. Dan sumber daya alamnya pun akhirnya bisa dimanfaatkan untuk kedua negara.

Keuntungan lain bagi Tiongkok adalah tenaga kerja murah. Kemajuan ekonomi Tiongkok menyebabkan tenaga kerja Tiongkok menjadi mahal. Padahal kelebihan dari Tiongkok adalah mereka bisa memproduksi barang dengan murah, karena biaya tenaga kerja sangat rendah. Dengan bekerja sama dengan negara-negara miskin, mereka bisa mendirikan pabrik-pabrik outsourcing dengan biaya tenaga kerja semurah dahulu.

Dengan adanya kemajuan ekonomi, karena sekarang rakyat sudah memiliki pekerjaan, memiliki uang. Tiongkok kemudian bisa menjual produk-produk mereka ke negara-negara ini dengan leluasa. Bahkan membuat berbagai pasar dan mall dengan huruf kanji dan bahasa mandarin. Suatu keuntungan lain.

Dan diatas segalanya, Tiongkok menjadikan negara-negara ini sekutu mereka. Dengan sukarela. Karena saat negara mereka maju, ada muncul rasa persahabatan dan hutang budi yang bisa jadi lebih kuat dari rasa takut dan teror yang dulu merupakan metode negara penjajah dalam menguasai sebuah negara.

Tentu saja Tiongkok bukan malaikat, cukup banyak  hal negatif yang dibawa oleh Tiongkok dalam usahanya menguasai Afrika :
  • Kehancuran flora dan fauna yang cukup gila-gilaan. Hutan-hutan digunduli, termasuk pohon-pohon berusaha ratusan tahun, binatang-binatang yang merupakan kekayaan khas Afrika dibantai, semua demi kemajuan industri. 
  • Binatang-binatang langka komoditi yang sangat diminati oleh para orang kaya baru Tiongkok. Terutama produk hewan yang bisa dijadikan obat kuat. Terkadang hanya sekedar demi gengsi.
  • Sementara industri lain yang diinvestasikan oleh Tiongkok menggunakan tenaga kerja lokal yang murah, tenaga kerja Tiongkok menyerbu industri-industri infrastruktur yang menggunakan hutang dari Tiongkok, terutama dengan alasan mereka jauh lebih berpengalaman dibanding orang asli afrika. Padahal gaji mereka lebih tinggi ketimbang orang lokal.Sehingga uang investasi malah diserap oleh orang Tiongkok.
  • Tenaga kerja Tiongkok ini kemudian kawin mawin dengan penduduk lokal Afrika, menghasilkan anak, yang kemudian ditinggalkan begitu saja begitu masa kerja mereka di Afrika selesai. Karena biar bagaimanapun, anak berkulit hitam merupakan hal yang memalukan bagi orang Tiongkok yang rasis. 
  • Tiongkok sekarang menguasai semua area strategis di Afrika: Bandara, Pelabuhan, Pertambangan, dan kapan saja mereka ingin menggunakan semua itu untuk kepentingan mereka, negara tersebut tidak akan mampu menolak.
--
Ada yang mengatakan bahwa ini sama saja dengan bentuk penjajahan di zaman kolonial dulu. Tiongkok sebetulnya menjajah Afrika secara halus. Mungkin saja ini benar. Mungkin saja mereka jadi terjajah Tiongkok.

Misalnya sekarang Tiongkok memiliki basis militer di Afrika. Padahal hanya sekitar 15 negara diseluruh dunia yang memiliki basis militer diluar negara mereka sendiri.

Tetapi kenyataannya, Tiongkok tidak terang-terangan membom negara yang menolak mereka. Negara Afrika yang mengakui Taiwan sebagai negara merdeka tidak lantas mereka musuhi dan hancurkan. Mereka hanya mengurangi jumlah investasi di negara-negara tersebut. Sementara negara yang habis-habisan mendukung Tiongkok, akan mendapat investasi melimpah ruah plus bunga yang jauh lebih rendah.

Afrika pun tetap saja sangat membutuhkan Tiongkok, karena hanya Tiongkok yang berani berinvestasi disana sementara perang terus-terusan terjadi. Dan Afrika mendapatkan keuntungan yang lumayan ketimbang mati kelaparan dan melarat. Meski mereka terjajah secara terselubung.

Ikatan antara Tiongkok dan Afrika terjalin tidak dalam sekejap mata, berpuluh tahun mereka dengan tekun berinvestasi di negara yang tidak dianggap menguntungkan oleh negara lain. Dan kini mereka menuai hasilnya hasilnya.

Namun kini Amerika serikat dan sekutu mulai gentar melihat pengaruh Tiongkok yang membesar dan melalui perang dagang berusaha untuk mengendalikan raksasa yang sedang bangkit ini. Tidak hanya mereka, para pengusaha lokal pun yang selama ini berkuasa juga terjaga dari tidur panjangnya dan mulai bergerak, karena produk Tiongkok bisa saja melibas mereka.

Apakah mereka akan berhasil menghalau Tiongkok? Kita tunggu!

How Africa becoming China's China by Wendover Production
  
China Destroying Africa? by Serpentza

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga Bela Diri Jadul Favorit

Yakuza, Organisasi Kriminal yang Menjaga Etika

Seri 12 Dewa Olympus 6 : Apollo, Dewa Tampan Serba Bisa