Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Mengelola Pegawai Narsis


Pixabay/Success

Pada pidato dalam Sidang kabinet paripura perdana di Istana Merdeka, 24 Oktober 2019 kemarin, Jokowi menyinggung pentingnya kerja sama tim untuk mensukseskan visi dan misi Presiden. Ada satu hal menarik yang sempat diutarakan beliau, yaitu ternyata ada diantara mentri yang masih lebih mementingkan ego pribadi ketimbang kerja tim.

Bahkan ada satu mantan mentri yang begitu tidak cocoknya dengan mentri koordinator nya, sampai tidak pernah sekalipun datang ke rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh menko-nya. Tentu saja nama dari mantan mentri ini tidak akan pernah kita ketahui, tetapi membuat saya berpikir : Kalau Presiden saja punya mentri yang begitu mementingkan diri sendiri, apalagi manager rendahan yang tidak punya banyak pilihan?

Mungkin saja saya salah dalam menuduh orang tersebut sebagai orang egois. Mungkin saja masalah justru terletak pada menko nya yang tidak punya kemampuan mengkoordinasikan orang yang berbeda-beda dengan cukup baik. Atau karena ada latar belakang politik yang kita tidak ketahui. Tetapi pada intinya, sering kali kita tidak bebas memilih karakter dari bawahan kita.

Kita bisa saja beruntung mendapatkan mereka yang baik dalam pekerjaan dan klop dengan kepribadian kita. Tetapi seringkali kita sudah cukup bersyukur jika bisa mendapatkan bawahan yang setidaknya bisa bekerja sesuai tuntutan profesi sementara kepribadiannya tidak cocok dengan kita. Bahkan saat sial, kita bisa mendapat mereka yang sudah kepribadiannya buruk, kerjanya pun berantakan!

Salah satu kepribadian yang menyusahkan di tempat kerja adalah mereka yang narsistik atau sebutan pendeknya, narsis. Narsistik adalah gangguan kepribadian di mana seseorang menganggap dirinya sangatlah penting dan memiliki kebutuhan untuk sangat dikagumi.

Hampir semua orang punya sedikit kadar narsis dalam dirinya, karena setiap orang punya ego.Tapi mereka yang menyusahkan adalah yang punya narsis dalam kadar yang tinggi.

Apalagi dijaman sekarang ini. Dimana jumlah mereka yang narsis bertambah dengan begitu pesat. Sebuah studi yang dilakukan oleh Jean Twenge dan koleganya terhadap berbagai penelitian dan survey selama 30 tahun terhadap para mahasiswa di Amerika, menemukan bahwa jumlah mereka yang memiliki kecenderungan narsistik dalam level tinggi naik sebanyak 30% dari tahun 1982 ke 2006. Bahkan sekarang didapatkan bahwa sekitar 70% dari generasi milenial memiliki kecenderungan narsis dalam dirinya. Dan jumlah ini diramalkan akan terus meningkat.

Mereka inilah yang nantinya akan masuk menjadi pegawai yang akan bekerja di kantor kita, menjadi bawahan atau malah bos kita. Atau bahkan menjadi pasangan hidup kita. Orang yang tidak narsis merupakan 'spesies' yang semakin langka.

Semakin narsis seseorang, semakin dia merasa dirinya sangat hebat, berbakat, hebat, cerdas atau menarik. Para narsis sering kali terlihat super pede, dan melihat orang lain sebagai alat yang mereka bisa gunakan untuk kepentingan dan kepuasan mereka. Begitu penting mereka memAndang diri sendiri sehingga semua orang lain harus menghormati diri mereka setinggi-tingginya.

Saat ego mereka terancam, mereka punya kecenderungan untuk melakukan pembalasan dengan agresif. Mungkin dengan membuli orang lain, merendahkan bahkan menyerang secara fisik. Sangat beracun untuk lingkungan kita.

Ada beberapa tingkatan narsis yang perlu diperhatikan :
Penderita Kelainan Kepribadian Narsistik (NPD), jumlah mereka sekitar 1% dari populasi penduduk. Mereka ini berada dalam level kelainan jiwa, biasanya disertai dengan kecenderungan sosiopat. Orang seperti ini sama sekali tidak cocok masuk kedalam dunia kerja, karena dia sama sekali sudah keluar dari kenyataan yang sebenarnya. Mereka bahkan bisa jadi sangat berbahaya, terutama jika merasa Anda mengancam ego mereka. Jika kebetulan ada disekitar Anda, maka lebih baik dihindari saja.

Narsistik level ekstrem, jumlahnya sekitar 6-10% dari populasi penduduk. Yang termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang merasa dirinya penting, jauh lebih hebat dari kenyataan yang sebenarnya, dan meski sangat menyusahkan, mereka masih bisa berkomunikasi secara normal dengan orang disekitarnya.

Narsistik level rendah ke medium adalah kebanyakan milenial sekarang ini, cenderung egois, materialistis, suka menonjolkan diri, menganggap kesuksesan dan kesejahteraan diri sendiri jauh lebih penting dari orang lain. Mereka kurang punya simpati terhadap kesusahan orang lain. Dan sering kali ada kecenderungan untuk mengisolasi diri dari orang lain, atau setidaknya mengisolasi grupnya dari kelompok lain.
Namun disisi lain, narsistik level rendah ini punya kelebihan. Mereka punya rasa percaya diri yang cukup kuat, jika dimotivasi secara tepat mereka akan mampu bekerja sangat keras. Karena mereka sangat suka rasa penting yang ditimbulkan saat sukses melakukan tugas.
Mereka juga tidak malu-malu dalam berdiskusi, sehingga jika ada masalah, bisa diselesaikan secara terbuka. Jadi jika dipimpin dengan benar, mereka bisa jadi sangat berguna di tempat kerja. Para Narsis level rendah inilah yang masih bisa kita arahkan sehingga bisa menjadi anggota tim yang baik.

Lalu bagaimana mengelola kinerja para pegawai narsis ini? Berdasarkan pengalaman Ann Barnes, yang sampaikan dalam ceramah Ted X nya, Managing a Narcissist, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Menyadari bahwa para Narsis ini ada
Narsis yang penuh percaya diri, sangat memikat hati saat melamar kerja. Jika kita punya kesadaran penuh bahwa ada kemungkinan calon pegawai kita ini narsis, kita bisa langsung memilih mereka yang kadar narsisnya masih bisa kita terima, yaitu yang masih berada di level medium kebawah. Dan tidak tergoda untuk mempekerjakan mereka yang kelihatan charming tapi berpotensi bahaya dimasa depan.

Selain itu kita bisa langsung menempatkan orang-orang ini kedalam pekerjaan yang cocok untuk mereka. Misalnya narsis sangat pandai membujuk orang, mandiri dalam bekerja, sehingga bisa ditempatkan sebagai anggota tim sales misalnya.

Definisikan dari awal batasan kepemimpinan Anda

Jelaskan aturan mainnya, pastikan bahwa para narsis ini menyadari bahwa bagaimanapun ANDA lah pemimpinnya. ANDA yang menentukan bagaimana perusahaan akan berjalan. Jika ada sedikit saja keraguan, maka para narsis ini akan segera dengan penuh rasa pede mengambil alih, lalu mereka akan merasa tersinggung saat Anda berusaha melaksanakan tugas Anda sebagai pemimpin.

Pastikan mereka mengerti sikap seperti apa yang Anda harapkan dari mereka. Kualitas kerja apa yang harus mereka capai. Sering-sering ulangi lagi menjelaskan aturan main Anda secara berkala agar mereka tidak melupakan ini.

Tegaskan bahwa Tim lebih penting dari Individu 
Tumbuhkan rasa menjadi bagian dari tim dalam diri para narsis ini. Jelaskan bahwa, visi misi yang ingin dicapai perusahaan, merupakan hal yang harus menjadi tujuan bersama. Semua energi harus dipusatkan untuk kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan pribadi.

Jadi saat melakukan evaluasi pun, utamakan untuk melakukan evaluasi kelompok. Jika satu kelompok berhasil, barulah diberikan nilai bagus.

Pastikan pujian Anda berharga
Narsis sangat suka dipuji, mereka sangat termotivasi oleh pujian. Jadi pastikan Anda memberikannya dalam berbagai bentuk. Bisa dengan pujian lisan, piagam, atau bonus keuangan.

Tunjukkan secara jelas bahwa Anda menghargai mereka. Tetapi hati-hati jika dilakukan berlebihan maka mereka justru akan menganggap rendah pujian tersebut. Buat mereka berusaha untuk mendapatkannya.

Berikan pujian selaras dengan kerja tim dan tujuan bersama tadi, sehingga mereka ingat bahwa mereka hanya bisa mendapatkan pujian jika tim mereka ikut sukses. Jadi bukan sukses dengan menginjak orang lain.
Waspada dan Tanggap bereaksi
Ini untuk memberikan keamanan tidak hanya kepada mereka yang narsis, tetapi juga kepada pegawai lain yang harus menghadapi orang-orang narsis ini. Jangan lengah mengawasi. Jika ada pengaduan pelanggaran, misalnya mengenai permainan sikut-sikutan dikantor, yang mungkin akan dilakukan oleh para narsis yang biasanya sangat ingin merasa penting. Harus segera ditanggapi dan diluruskan dengan baik.

Hukuman harus berjalan dengan secara pasti dan adil untuk semua pegawai dalam setiap level. Tidak ada kekecualian dan tidak ada maaf. Dengan demikian tidak ada narsis yang bisa meminta keistimewaan dan merasa tersinggung saat keistimewaan tidak mereka dapatkan.

Dokumentasi
Rajin-rajinlah mendokumentasikan segala sesuatu. Simpan semua file dengan rapih. Karena para narsis punya kecenderungan untuk melupakan kesalahan mereka, terutama karena mereka menganggap dirinya sempurna dan tidak pernah salah.

Sikap agresif mereka saat merasa ego terluka bisa membuat mereka bisa jadi melakukan tindakan hukum jika merasa dirugikan. Misalnya menuntut Anda jika Anda memecat mereka. Jadi lindungilah diri Anda sendiri. --
Jadi jika Anda memang terpaksa menjadi pemimpin dari para narsis ini tidak berarti kinerja tim Anda pasti akan menjadi melorot drastis. Anda hanya harus menjadi pemimpin yang lebih disiplin, waspada dan cepat tanggap dari sebelumnya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga Bela Diri Jadul Favorit

Yakuza, Organisasi Kriminal yang Menjaga Etika

Seri 12 Dewa Olympus 6 : Apollo, Dewa Tampan Serba Bisa