Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Lakukan ini Jika Jakarta Terkena Bom Nuklir.

 
Pixabay/Nuclear


*Jum'at, waktunya bersenang-senang seram! Artikel ini dibuat dengan asumsi pembaca adalah warga Jabodetabek. :D 

Di tahun 2019 ini, disebutkan ada sekitar 15.000 bom nuklir diseluruh dunia dengan berbagai macam kekuatan. Amerika dan Rusia masing-masing punya sekitar 7000 an bom. Dan 1000 sisanya terbagi antara Perancis, Tiongkok, India, Israel, Pakistan dan Korea Utara.

Bom ini ada berbagai jenis, mulai dari bom standar sebesar 10-15 kilo ton, sebagaimana yang digunakan Amerika untuk meledakkan Hiroshima dan Nagasaki. Sampai Bom Tsar milik Rusia, yang berkekuatan 50 Mega Ton. 3000x lebih kuat dari bom Hiroshima Nagasaki.

Meskipun Indonesia relatif dalam keadaan damai dengan semua negara saat ini. Kata-kata, ‘Tahun 2030, Indonesia sudah tidak ada lagi’ yang dikatakan seorang capres di pemilu 2018 lalu membuat saya terpikir. Bagaimana jika ‘tidak ada’nya disebabkan oleh serangan nuklir?
Bagaimana jika Jakarta diserang bom Nuklir? Apa yang harus kita lakukan saat ada serangan nuklir ini?
Tentu tergantung pada kekuatan bomnya. Jika yang membom adalah Rusia dengan Bom Tsarnya, seluruh jakarta otomatis akan hangus terkena hantamannya. Tidak ada yang akan selamat. Bahkan orang di kota-kota sekitar 100 km dari jakarta, akan terkena luka bakar dari gelombang panas bomnya. Jadi sampai sekitar Cilegon, Serpong, Sukabumi, Purwakarta, dll. Wassalam!

Tapi menurut pemerintah Amerika, bom yang terlalu besar seperti ini hampir tidak mungkin dipakai untuk menyerang. Justru bom yang berukuran relatif kecil, sebesar 10kilo ton, lebih mungkin dipakai untuk menyerang. Baik oleh teroris, maupun dalam peperangan. Karena lebih praktis dan mudah dibuat.

Selain itu pengaruh ledakan bom juga tergantung pada situasi dan lokasi peledakan bom. Apakah dilembah dikelilingi gunung, atau didaratan biasa, atau ditengah-tengah kota. Dan cuaca saat bom diledakkan, apakah kering dan panas, atau bersalju, atau hujan deras?

Jadi kita asumsikan bahwa bom yang meledak adalah bom standar dengan kekuatan 10 kiloton dan lokasi peledakan adalah Monas. (heheh...). Apa yang akan terjadi?

Saat bom tersebut meledak, maka akan ada kilatan cahaya yang sangat terang yang bisa terlihat sampai belasan km dari Monas. Lalu seketika akan muncul gelombang panas yang diikuti bola api yang akan menghanguskan sekitar radius 200-300m. Kurang lebih seluas lapangan sekeliling monas. Benturan akan membentuk semacam kawah sedalam sekitar 10-15 m dan akan melelehkan segalanya. Jadi yang berada area ini saat ledakan terjadi akan mati seketika.

Dari ledakan ini akan timbul gelombang kejut, shockwave, yang merupakan angin panas dengan kecepatan 500 km/jam. Secepat aliran udara tornado. Gelombang ini mencapai sekitar 500 m sampai 1 km dari titik ledakan, Monas. Jika kita berada dibawah tanah, masih ada kemungkinan untuk selamat. Tetapi di permukaan bumi, kecepatan angin akan meruntuhkan gedung-gedung, menerbangkan kendaraan, sehingga kita bisa mati terkena benturannya.

Jadi akibat shockwave ini, mereka yang berada dalam gedung-gedung pemerintahan, sampai stasiun gambir, dan hotel Borobudur, kemungkinan besar juga akan tewas. Bagi yang tidak tewas tertimpa gedung kemungkinan besar kemudian akan tewas terkena radiasi yang berkisar antara 50% sampai 90%.

Radiasi nuklir bisa menyebabkan rambut rontok, pendarahan dan infeksi. Kematian akibat radiasi nuklir bisa cepat bisa juga memakan waktu berminggu-minggu. Lebih baik sekalian ada di tengah-tengah ledakan kalau sudah begitu, kan?

Bom nuklir juga akan menghasilkan gelombang radiasi panas, mulai dari 1.5 km sampai 6 km dari titik ledakan. Orang bisa terkena luka bakar dari gelombang radiasi panas ini. Semakin jauh tentu kemungkinan luka bakar akan semakin kecil. Bersembunyi dibalik dinding bata yang tebal bisa melindungi orang dari radiasi panas ini.

Jadi mereka yang berada disekitar Thamrin, Gajah Mada, Cikini, akan terkena luka bakar berat jika tidak segera bersembunyi, sedangkan area Universitas Tarumanegara, Mangga Dua, dan Cempaka Putih akan terkena luka bakar ringan.

Jadi saat kita melihat cahaya terang benderang akibat benturan bom nuklir di monas, masih ada kesempatan selamat jika kita yang berada di dalam radius 6 km segera lari ketengah gedung, menjauh dari jendela. Hati-hati jangan sampai melihat langsung sumber cahaya ledakan, karena bisa membutakan mata.
Semua hal diatas akan terjadi hanya dalam beberapa detik saja. Karenanya refleks yang cepat yang akan menyelamatkan nyawa kita.
Diluar ledakan itu kita harus berhati-hati terhadap awan radio aktif yang terbentuk saat ada ledakan. Awan ini merupakan campuran kimiawi bom atom dengan segala material yang hancur menjadi debu saat terjadi ledakan. Tergantung pada arah dan kecepatan angin, Awan ini bisa mencapai daerah sejauh 20-60 km dari titik ledakan.

Jadi jika bom meledak di Monas, maka daerah Bekasi, Serpong, Depok mungkin saja terkena awan ini. Awan tidak akan langsung turun kebumi seketika, melainkan perlahan-lahan, jadi kita masih ada waktu sekitar 10-15 menit untuk bersembunyi didalam rumah dan jangan keluar sampai semua debu sudah mereda. Itupun harus berhati-hati jangan sampai mengkonsumsi air dan makanan yang sudah terkontaminasi awan radio aktif.

Saat bersembunyi, tutup semua lubang ventilasi, matikan AC. Hati-hatilah jangan sampai udara luar langsung masuk kedalam rumah.

Jangan bersembunyi didalam mobil, karena radiasi gamma akan bisa menembus body mobil yang terbuat dari metal. Pilih gedung yang solid dan kukuh dengan dinding tebal. Yang terbaik adalah bersembunyi di bawah tanah. Misalnya di basement gedung dan rumah, atau di stasiun MRT yang berlokasi di bawah tanah.

Jika kita terkena debu radio aktif saat mencari tempat berlindung, maka langsung mandi dan keramas sampai bersih. Gunakan sabun dan shampo, tapi hindari conditioner dan segala body lotion yang justru bisa menyerap radio aktif itu ke dalam tubuh. Lalu bungkus dalam plastik lalu buang jauh-jauh pakaian yang tadi kita gunakan.

Jika mungkin, jangan keluar rumah sekitar minimal 48 jam sampai 2 minggu setelah ledakan nuklir. Karena debu radio aktif mungkin saja masih bertebaran dimana-mana.

Ini semua dengan asumsi hanya satu bom yang diledakkan. Lalu bagaimana jika beberapa bom yang dijatuhkan di Jakarta? Dikatakan bahwa sekitar 3-5 bom nuklir cukup membumi hanguskan satu kota. Jadi jika ada beberapa bom yang dijatuhkan, tidak ada yang bisa dilakukan selain berharap tidak sedang berada di Jakarta saat itu terjadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga Bela Diri Jadul Favorit

Yakuza, Organisasi Kriminal yang Menjaga Etika

Seri 12 Dewa Olympus 6 : Apollo, Dewa Tampan Serba Bisa