Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Baba Yaga Nenek Sihir yang Merdeka.

Baba Yaga. Source : Wikimedia

Begitu banyak variasi nenek sihir dari seluruh dunia, yang paling terkenal adalah mereka yang menggunakan jubah hitam dengan topi runcing mengendarai sapu terbang. Ada juga Penyihir dari Endor yang dipercaya ada dizaman Raja Saul. Indonesia pun punya banyak versi Nenek sihir ini, seperti Calonarang dari Bali, Mak Lampir dari Sumatera Barat, Nenek Sinsi dari Papua.

Negara-negara Slavia seperti Rusia punya Baba Yaga. Nenek sihir yang biasa digambarkan sebagai seorang wanita tua dengan rupa menyeramkan, dengan hidung panjang dan sorot mata tajam, berambut putih panjang, badan bungkuk dengan tangan menyerupai cakar berkuku panjang-panjang dan tajam.

Baba Yaga menyusuri hutan-hutan rusia dengan berkendaraan lumpang dan bersenjatakan alu. Lumpang ini digunakan untuk menggiling halus anak-anak nakal yang diculiknya, untuk kemudian dimakan. Tentu saja jika semua anak-anak baik, terpaksa dia harus menangkap dan memakan binatang-binatang liar dihutan.

Dia selalu melakukan apa saja yang menyenangkan hatinya. Tidak harus selalu hal yang jahat, terkadang jika dia sedang merasa senang, dia bisa membantu orang dengan sihirnya. Tidak ada yang bisa memerintah dia melakukan ini dan itu. Seorang Nenek Sihir yang Merdeka.

Baba Yaga's Hut. Source : wikipedia

Rumah Baba Yaga sangat aneh, berupa rumah panggung besar yang bertumpu pada kaki ayam raksasa. Kaki-kaki ini membuat rumah Baba Yaga bisa berpindah-pindah setiap waktu. Dengan begitu, Baba Yaga bebas pergi kemana saja. Dan orang jadi sulit menemukan dan menyerang Baba Yaga.

Satu hal mengenai Baba Yaga, dia selalu menepati janjinya. Dengan demikian, jika orang berhasil membuat Baba Yaga berjanji untuk memberikan pertolongan, maka pertolongan itu akan datang.
Seperti Si Cantik Vasilisa. 
Vasilisa adalah seorang anak perempuan yang nasibnya seperti Cinderella. Saat masih kecil, Ibunya meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, Sang Ibu memberikan sebuah boneka mungil bertuah. Dia berpesan agar Vasilisa selalu memberi boneka ajaib ini sedikit makanan dan minuman. Sebagai balasannya, boneka ini akan menggantikan sang Ibu untuk menjaga Vasilisa.

Beberapa saat kemudian Ayah Vasilisa menikah lagi dengan seorang wanita cantik yang juga memiliki dua anak perempuan yang usianya sedikit lebih tua dibanding Vasilisa. Ibu tiri Vasilisa sangat membenci keberadaan Vasilisa, dan memperlakukannya seperti pembantu. Memberikan Vasilisa perkerjaan rumah tangga yang sangat berat setiap hari.

Ayahnya pun tidak berdaya melawan kekejaman sang Ibu Tiri sadis. Untung ada boneka ajaib yang diam-diam membantu pekerjaan Vasilisa. Sehingga semua urusan rumah tangga selalu beres.

Namun Sang Ibu tiri masih tidak merasa puas, bahkan semakin dewasa Vasilisa, semakin besar kebenciannya dan anak-anaknya pada Vasilisa. Ini terutama karena Vasilisa ternyata tumbuh menjadi wanita yang luar biasa cantik. Begitu cantik sampai banyak lelaki datang dari jauh dan dekat untuk meminang Vasilisa.

Sang Ibu tiri khawatir, putri-putrinya akan jadi perawan tua jika Vasilisa terus ada dirumah. Karenanya harus dicari cara untuk menyingkirkan Vasilisa.

Suatu ketika sang Ibu mendengar kabar bahwa rumah berkaki ayam Baba Yaga bertandang ke hutan sekitar daerah mereka tinggal. Dan dia mendapat ide untuk mengumpankan Vasilisa sebagai makan malam Baba Yaga.

Dipadamkannya semua lampu dirumah, lalu Vasilisa diperintahkan untuk meminta api untuk penerangan kepada Baba Yaga. Tentu hanya alasan semata, karena sebetulnya mereka bisa menyalakan api sendiri. Setiap hari juga begitu.

Vasilisa mencari-cari rumah Baba Yaga sampai jauh malam di hutan. Dia sampai pada sebuah rumah besar berkaki ayam yang dikelilingi pagar yang terbuat dari tulang belulang dan tengkorak manusia.

Baba Yaga ternyata tidak ada dirumah. Jadi Vasilisa menunggu saja diluar rumah. Dia tidak tahu bagaimana cara naik keatas rumah berkaki ayam tersebut. Tidak ada tangga disana.

Beberapa saat menunggu, tiba-tiba bagian lubang mata tengkorak tengkorak di sekeliling rumah Baba Yaga bersinar terang. Baba Yaga meluncur datang dengan lumpangnya.


Vasilisa. Source : Wikimedia

Saat Vasilisia menyebutkan maksud kedatangannya, Baba Yaga menyanggupinya, dengan syarat Vasilisa harus membersihkan rumah, memasak dan mencuci untuk Baba Yaga. Dan juga, ini yang paling berat, memilah setumpuk besar biji jagung, untuk membuang semua yang busuk.

Semua harus dilakukan sebelum Baba Yaga pulang dari berburu seperti hari sebelumnya. Jika Vasilisa gagal, maka dialah yang akan menjadi makan malam Baba Yaga.

Dengan kerja keras dan dibantu oleh sang boneka ajaib, ternyata Vasilisa berhasil melaksanakan tugas mustahil itu. Baba Yaga pun senang. Sesuai janjinya, diberikannya api untuk penerangan rumah Vasilisa dalam tengkorak sebagai wadah.

Vasilisa merasa lega bisa pulang ke rumah, sekaligus sedih, karena dia kembali harus menghadapi Ibu tiri dan saudari-saudari tirinya yang kejam.

Sesampainya dirumah dimalam hari, Vasilisa terheran-heran melihat rumah gelap gulita. Ternyata Baba Yaga, yang mengetahui duduk perkara sebenarnya, mengerti bahwa si Ibu Tiri sudah memperlakukan Vasilisa dengan tidak adil. Sehingga dia mengutuk bahwa mereka tidak bisa menyalakan lampu, pelita, perapian, bahkan lilin sekalipun selama Vasilisa tidak ada dirumah.

Tidak hanya itu, saat Vasilisa hendak menyerahkan api. Mendadak dari kedua lubang mata tengkorak itu, muncul api yang kemudian melalap tubuh Ibu Tiri dan Saudari tirinya hangus menjadi tiga tumpukan kecil abu.

Terbebaslah Vasilisa dan Ayahnya dari kekejaman mereka, dan akhirnya bisa hidup dengan tenang dan bahagia.

Beberapa saat kemudian Vasilisa berusaha mengunjungi Baba Yaga untuk mengungkapkan rasa terimakasihnya. Tapi Baba Yaga dan rumah berkaki ayamnya, sudah pergi. Mencari petualangan baru lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga Bela Diri Jadul Favorit

Yakuza, Organisasi Kriminal yang Menjaga Etika

Seri 12 Dewa Olympus 6 : Apollo, Dewa Tampan Serba Bisa