Posting Terbaru

Mengenang Peristiwa yang Saya Alami di Desember Bertahun Lalu

Gambar
Saya pernah dibuli dengan hebat di Desember 2019, karena saat itu saya mempertanyakan kenapa setiap saya masuk mall, mendadak suaranya dikeraskan. Saat itu kebetulan natal, dan saya dianggap mengeluhkan lagu Natalnya, dan bukan suara yang dikeraskan. Dan karena saya berhijab, dinegara dimana orang berhijab seringkali dituduh sebagai intoleran oleh para Islamophobic, maka saya langsung difitnah besar besaran. Sungguh lucu di negara yang katanya penganut muslim terbesar, tapi seorang muslim tidak bisa sama sekali bersuara. Bahkan saat dilecehkan oleh operator. Kata rasis dan Islamophobic seperti Kadrun, bertebaran menghina hijab saya. Bahkan sampai sekarang banyak artikel penulis murahan, yang isinya menguliahi saya dengan penjelasan yang tidak masuk akal mengenai keluhan saya. Padahal penjelasannya sederhana saja, yang di cuitkan oleh satu netizen yang saya rephrase :  "Ada kode khusus dikalangan retail shop/mall, jika ada kejadian tertentu, seperti ada pengunjung yang diduga akan

Mungkinkah otak kita kepenuhan?


Pixabay/Forget
Saat kita lembur berhari-hari membaca dan membalas segala posting di media sosial, atau saat kita belajar berjam-jam dalam menghadapi ujian, ditambah les, ditambah sekolah, otak terasa begitu penuh. Seolah kita tidak lagi bisa memasukkan informasi baru. Tidak hanya itu, kita juga mulai membuat banyak kesalahan, sehingga mau jawab A malah jawab B.

Atau saat kita lupa nama seorang teman sekantor, padahal dulu cukup akrab. Atau informasi dari sebuah buku yang kita pernah baca beberapa waktu yang lalu. Kita merasa bahwa informasi tersebut seolah ‘keluar’ dari otak kita karena terlalu penuh dengan informasi yang baru.
Tapi kenyataannya, otak kita bisa menyimpan informasi secara tidak terbatas. Ada yang mengatakan kapasitas otak kita itu sebanding dengan beberapa ratus Terabytes!! Jadi kecuali otak kita mengalami kerusakan, semua informasi yang kita perlukan ada didalam otak kita.
Nah yang menjadi masalah adalah kenapa kok informasi yang ada ini tidak mau dipanggil saat dibutuhkan? Saat kita lupa (lagi) tadi menaruh dimana kunci motor. Atau saat lupa hari ulang tahun perkawinan, sehingga istri ngamuk. Kenapa informasi ini tidak muncul?

Ada banyak penjelasan sebetulnya kenapa kita tidak bisa menarik informasi diotak kita, bisa jadi karena rusak penyimpanan datanya, mungkin karena penyakit tua atau karena kecelakaan mobil. Dan bisa juga karena yang bertugas memanggil informasi mengalami masalah.

Informasi dalam otak kita diatur pemanggilannya terutama oleh bagian otak depan, di area sekitar jidat yang disebut sebagai Pre Frontal Cortex. Untuk informasi tertentu Prefrontal cortex akan bekerja sama dengan Hippocampus yang ada ditengah otak. Lalu dikonsolidasikan oleh Amigdala atau Cerebellum. Ribet ya?

Saat informasi masuk, Prefrontal cortex ini yang akan mengatur data berdasarkan kebutuhan kita. Kalau tidak kita tanpa sadar merasa suatu informasi tidak penting, maka prefrontal cortex akan menyimpannya jauh-jauh, sampai sulit dikeluarkan lagi. Sedangkan saat suatu informasi dirasa urgent, maka disimpan ditempat yang lebih mudah dijangkau.
Semakin sering suatu informasi yang dianggap penting oleh Prefrontal Cortex dimasukkan kedalam otak, maka semakin cepat dan mudah informasi itu dikeluarkan.
Naah. Saat Anda lupa nama seseorang, ada kemungkinan besar anda tanpa sadar tidak menganggap orang itu penting atau anda tidak merasa mengingat nama orang sebagai hal yang penting, sehingga informasinya otomatis dilempar jauh jauh kebelakang.

Kita justru memerlukan sistem prioritas seperti ini, karena beberapa hal memang sebaiknya dilupakan saja. Misalnya hal-hal jelek tentang seseorang, coba kalau kita ingat-ingat terus, pasti susah move on.

Selain itu kita juga jadi lebih mudah saat mengambil keputusan jika dari awal memang datanya sudah disortir. Misalnya kita mau mencari mobil kita yang diparkir, tapi otak kita lalu mengingat semua yang berkaitan dengan mobil kita, dimana belinya, berapa harganya, tadi dari mana, nanti mau kemana, ada siapa didekat mobil yang kita pakai, dan seterusnya. ‘Kan jadi lama!

Selain itu, bagian prefrontal cortex ini memerlukan fokus dan energi yang cukup agar bisa berfungsi dengan baik. Jadi saat seseorang baru pulang kantor setelah bekerja seharian, dalam keadaan mengantuk sembari nonton acara tv, akan sulit diharapkan untuk bisa mengingat suatu informasi tertentu.

Tidur yang cukup dan gizi yang baik adalah hal yang penting untuk menguatkan prefrontal cortex. Berbagai meditasi pun seperti sholat yang khusuk pun bisa membantu. Juga melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan akan membantu asosiasi positif oleh prefrontal cortex kita sehingga lebih baik dalam menyimpan informasi.

Pernah ada penelitian yang mengatakan rasa kurang tidur, depresi, emosi negatif dan kesepian akan membuat orang jadi pelupa. Karena otak sedang dalam bentuk survival mode, jadi hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan akan terasa lebih penting bagi prefrontal cortex kita, ketimbang hal-hal lainnya. Inilah kenapa kita merasa otak kita terasa penuh!

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar kita bisa menyeleksi informasi tertentu dengan lebih tepat, sehingga tidak terasa terlalu penuh :

Tertarik
Kita harus secara sungguh-sungguh tertarik mengenai hal yang kita ingin lakukan atau pelajari. Seorang suami harus mulai dengan serius memahami kenapa hal-hal sepele seperti ulang tahun kencan pertama, menjadi hal yang begitu penting bagi istrinya.

Atau mencari alasan agar informasi yang ingin disimpan terasa penting. Misalnya karena ingin lulus dengan nilai baik, sehingga harus sungguh-sungguh mempelajari buku sejarah yang sangat membosankan itu.

Niat positif
Biasanya hal-hal negatif dan menyakitkan akan disimpan jauh-jauh dibawah ingatan kita sehingga tidak menyakiti hati kita. Jadi jika kita mengingat sesuatu dengan niatan negatif yang bisa membahayakan atau menyusahkan diri kita, biasanya kita akan cepat lupa.

Misalnya kita dipaksa untuk pergi kesuatu acara yang menyebalkan dan diminta mengingat-ingat hari acara itu berlangsung. Saat kita mengingatnya dengan rasa kesal dan malas, kita bisa jadi cenderung lupa. Tapi jika kita mengingatnya dengan niat untuk kabur dari acara itu biasanya malah kita akan ingat.

Mempelajari latar belakang suatu informasi
Misalnya kita ingin mengingat bahwa 16 Agustus 1945 adalah tanggal Penculikan Rengasdenglok. Maka kita bisa mengingatnya mulai dari hari kemerdekaan kita di 17 Agustus 1945. Betapa buru-burunya proklamasi terjadi, karena Soekarno sebetulnya kurang setuju kita buru-buru merdeka, sehingga sekelompok pemuda terpaksa ‘menculiknya’ sehari sebelumnya agar bisa menekan Soekarno untuk segera mengucapkan proklamasi.

Tentu saja latar belakang ini harus dikaitkan dengan informasi yang memang sudah ada di otak anda.

Selektif
Saat mengingat sesuatu, kita harus memprioritaskan sendiri mana yang terasa paling penting. Atau dengan menggunakan kata kunci tertentu, agar kemudian bisa menjadi trigger yang bisa memanggil informasi yang berkaitan dengan kata kunci tersebut.

Mengkategorikannya
Meletakkan semua informasi tertentu dalam kategori tertentu. Misalnya saya sering lupa tempat terakhir meletakkan kunci, jam dan lain sebagainya. Karenanya saya meletakkan semuanya dalam satu tempat yang berkaitan dengan : Barang-barang yang pasti dipakai saat keluar rumah.

Jadi dalam satu tempat itu ada hijab praktis, kunci mobil, jam. Taruhlah barang pada tempatnya. Demikianlah orang-orang tua sering bilang.

Membaca keras-keras 
Ini cara yang baik bagi mereka lebih mudah berkomunikasi secara verbal. Yang lebih mudah menangkap informasi jika dijelaskan keras-keras oleh seseorang. Jadi saat membaca suatu informasi keras-keras pada diri sendiri, otak akan menahan informasi tersebut dengan lebih baik.

Membayangkan atau Membuat gambar Hampir 70% orang merupakan komunikator visual. Jadi informasi yang digambarkan, baik dalam bentuk bagan, ataukah foto, atau asosiasi bentuk akan lebih mudah diserap dan dipertahankan oleh otak.

Konsolidasi 
Berikan waktu pada otak untuk menyerap informasi itu dengan baik. Ini yang menyebabkan orang jaman sekarang cepat lupa. Ketimbang mengistirahatkan otak, orang malah melihat-lihat informasi baru disosial media, sehingga segalanya diterjemahkan sebagai tidak penting oleh prefrontal cortex lalu disimpan jauh-jauh entah dimana.

Jadi jika suatu informasi itu penting, maka selain harus diulang ulang, berikan waktu pada otak untuk menyerapnya, dengan fokus pada hal-hal yang tidak mengganggu penyerapan informasi. Seperti hal-hal yang rutin dan otomatis, boleh dengan olah raga dan pekerjaan rumah tangga, atau dengan meditasi.

Jadi begitulah. Bukan otak kita kepenuhan saat kita sudah tidak bisa menyerap suatu informasi, tetapi bisa jadi otak kita lelah atau menganggap hal tersebut tidak penting. Tapi dengan teknik yang tepat dan disiplin diri, hal tersebut bisa kita atasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manga Bela Diri Jadul Favorit

Yakuza, Organisasi Kriminal yang Menjaga Etika

Seri 12 Dewa Olympus 6 : Apollo, Dewa Tampan Serba Bisa