|
Source:Awesomedecors.us |
Gaya hidup minimalis, dimana orang membatasi segala hal, mulai dari benda-benda, kehidupan sosial, sampai kebiasaan hidup kepada hal-hal yang benar-benar mendasar saja, adalah hal aneh belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Yang kebanyakan memang sudah hidup pas-pasan kalau tidak mau dibilang minus karena banyak kredit yang harus diangsur.
Apalagi dengan semakin jor-joran pameran gaya hidup mewah di sosial media makin membuat jiwa-jiwa serba minder akibat merasa miskin jadi semakin mengagung-agungkan kebendaan. Merasa sengsara jika tidak membeli barang-barang tersebut, dan berusaha mendapatkannya dengan cara apapun. Yang KW alias barang tiruannya pun sudah cukup.
Bahkan sekalipun mereka sudah punya barang serupa, tapi rasanya gatal dan sengsara jika tidak ikut trend terbaru. Dan kesengsaraan ini kemudian dilampiaskan dengan menghina mereka yang kelihatan lebih sederhana lagi ketimbang mereka sehingga terbentuklah lingkaran setan tidak ada habisnya dari kebiasaan buang-buang uang yang membuat orang miskin tambah miskin. Barang-barang dan masalah pun menumpuk, membuat hati terasa sempit dan lelah
Padahal gaya hidup minimalis sangat cocok untuk kehidupan orang Indonesia. Bahkan sesuai dengan prinsip hidup masyarakat kita yang cenderung religius. Dimana banyak agama mengecam sikap mubazir atau kesia-siaan. Dan gaya hidup minimalis sangat mengharamkan sikap mubazir.
Jadi, mereka yang hidup dengan gaya hidup minimalis akan mengurangi sedapat mungkin hal-hal yang berlebihan. Misalnya baju, dibatasi sebanyak yang dipakai saja. Misalnya hanya 2 baju tidur, 6 baju kerja, 3 bawahan, 2 baju pesta dan 3 baju rumah. Lalu dipakai saja itu tiap hari sampai rusak, baru lalu beli yang baru. Atau jika membeli yang baru, maka yang lama diberikan pada orang lain.
Untuk rumah bergaya minimalis, segala pernak pernik dekorasi yang tidak ada fungsinya akan dihilangkan. Kecuali yang membawa kebahagiaan dan kenangan. Jadi mungkin hanya satu foto keluarga dan satu jam dinding yang dipasang.
Peralatan rumah tangga pun demikian, terkadang menumpuk berbagai panci, piring, gelas yang mungkin hanya terpakai saat pesta-pesta atau malah hanya jadi dekorasi saja tidak pernah dipakai. Semua ini bisa disimpan dalam container dan dikeluarkan saat perlu saja. Batasi barang-barang yang terlihat khusus untuk yang dipakai secara rutin setiap hari.
Gaya hidup minimalis pun mencakup kehidupan pribadi dan sosial, misalnya membuang kebiasaan-kebiasaan yang mubazir, seperti terlalu lama bermain di social media, kebiasaan merokok, nongkrong berjam-jam tanpa tujuan. Juga mengurangi bergaul dengan orang-orang yang membawa energi negatif dalam kehidupan kita.
Bagi mereka yang tertarik dengan gaya hidup minimalis ini dan ingin memulainya, berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan :
Langkah pertama : Pastikan goal yang jelas.
Pikirkan dulu, kenapa anda ingin hidup minimalis. Apakah karena ingin terbebas dari beban finansial? Apakah karena ingin hidup serba simpel dan tidak ribet? Ingin punya kehidupan yang tenang, tidak diganggu orang-orang menyebalkan? Apakah anda ingin terbebas dari kejenuhan hidup serba materialistis? Atau sekedar karena anda memang suka desain minimalis?
Goal ini sangat diperlukan agar bisa menguatkan diri anda saat menjalani hidup sebagai minimalis. Karena tidak mudah hidup sebagai minimalis, apalagi dalam masyarakat kita. Anda mungkin akan dicemooh, dikatakan pelit, miskin. Bisa jadi direndahkan, karena memakai barang-barang yang itu-itu saja.
Belum lagi anda bisa dituduh sombong, karena gaya hidup minimalis akan membatasi kehidupan sosialnya kepada orang-orang yang benar-benar positif dalam kehidupan mereka. Tidak akan banyak ikut pesta-pesta yang tidak perlu, apalagi sampai harus memboroskan uang untuk itu.
Jadi jika goal anda kuat, semua rintangan itu bisa diabaikan. Anda akan punya satu fokus yang bisa anda andalkan.
Langkah kedua : Sisihkan benda-benda yang penting
Terkadang saat memulai hidup minimalis, orang begitu bersemangat sampai barang-barang penting ikut terbuang. Saya pun pernah tidak sengaja membuang Kartu Keluarga saya saat bersih-bersih. Waduh, benar-benar menyusahkan.
Karenanya letakkan semua surat-surat penting, foto-foto kenangan, souvenir, kedalam satu tempat. Juga peralatan yang pasti akan diperlukan entah kapan seperti peralatan pertukangan, jangan sampai ikut terbuang.
Langkah 3 : Pembersihan
Banyak level hidup minimalis. Ada yang begitu ekstrim sampai hanya memperbolehkan 15 jenis barang saja dirumahnya, ada yang biasa-biasa saja semua ada tapi dibatasi jumlahnya. Yang penting hidup nyaman. Ada yang langsung memutuskan hubungan dengan semua orang yang ‘beracun’ bagi kehidupan mereka ada pula yang dengan menjauh pelan-pelan.
Satu hal yang pasti, apakah itu barang atau orang atau kebiasaan, dalam kehidupan minimalis, semua harus dibuang dari kehidupan anda jika tidak memberikan dampak positif pada kehidupan anda.
Banyak metode pembersihan yang bisa dilakukan, tetapi pada prinsipnya, jika suatu benda tidak pernah anda pakai atau tidak membuat anda merasa senang melihatnya, maka sudah saatnya untuk disingkirkan. Perhitungkan kebutuhan anda sendiri. Terkadang ada benda-benda yang tidak pernah dipakai tapi membawa kenangan indah setiap kali anda melihatnya, maka benda tersebut tidak perlu dibuang.
Tanyakan tiga hal ini saat menyeleksi sesuatu :
Apakah barang ini berguna untuk saya? Apakah hal ini membuat saya bahagia? Apakah saya sudah punya barang sejenis dirumah? Apakah hal ini akan memberi manfaat, seperti menghasilkan uang, untuk saya? Jika jawabannya tidak, maka tidak usah dibeli. Bahkan saat gratis sekalipun, berikan saja pada orang lain.
Misalnya anda hanya butuh sepasang sepatu formal, sepasang sepatu harian dan sepasang sandal untuk kepasar. Maka sudah cukup tiga pasang sepatu itu saja yang anda miliki. Sepatu-sepatu yang tidak pernah dipakai, ya disingkirkan saja.
Saya sarankan untuk tidak langsung membuang barang-barang anda. Tumpukkan dulu semuanya kedalam dua tumpukan besar : Barang-barang yang anda pasti tidak akan pernah dipakai lagi dan barang-barang yang anda ragu-ragu. Untuk tumpukan pertama, diamkan dulu selama 2 minggu sampai 1 bulan sebelum dibuang. Untuk tumpukan kedua, tunggu sampai 6 bulanan, jika memang tidak terpakai, ya sudah direlakan saja atau anda bisa mendonasikan atau menjual barang-barang tersebut.
Demikian juga dengan orang-orang atau berbagai kegiatan, tanyakan pada diri anda :
Apa manfaat mereka positif bagi kehidupan anda? Apakah mendatangi semua pesta dan semua kegiatan malah membuat anda kehilangan waktu dengan keluarga? Jika tidak, pelan-pelan menyingkir saja dari sana.
Atau misalnya teman-teman yang kerjanya hanya hura-hura, lalu menghilang saat anda membutuhkan, bisa disingkirkan dari kehidupan anda. Matikan notifikasi, mute atau blok mereka sekalian dari sosial media.
Langkah 4 :Selalu waspada saat menambahkan hal baru dalam kehidupan anda
Selalu ingat kembali goal anda menjalani hidup minimalis untuk menguatkan anda saat tergoda ingin menambahkan hal baru, apakah dengan berbelanja, atau saat berkenalan dengan orang baru.
Ini cukup berat jika anda masuk kedalam gaya hidup minimalis terlalu cepat, seolah ada kekosongan yang anda ingin cepat-cepat isi. Sehingga tanpa sadar, tahu-tahu barang-barang baru kembali menumpuk, dan keuangan anda malah menderita.
Jadi tanyakan tiga hal ini sebelum menambahkan benda, kegiatan atau orang baru dalam kehidupan anda:
Apakah hal ini akan berguna untuk saya? Apakah saya sudah punya benda serupa di rumah? Apakah benda ini akan mampu bertahan lama atau sekedar trend yang segera akan menghilang?
Terkadang saya menggunakan metode beli baru buang yang lama. Jadi saat membeli baju baru, maka saya akan memastikan ada satu baju yang akan saya singkirkan dari lemari saya. Dengan demikian saya akan lebih berhati-hati membuang barang.
Perhatikan selalu kualitas orang atau barang yang akan masuk kedalam kehidupan anda. Semampu anda, belilah barang-barang yang berkualitas tinggi, bergaullah dengan orang-orang yang kebaikannya untuk anda tidak lekang oleh waktu dan cuaca.
Langkah 5: Review secara berkala
Terkadang dengan berjalannya waktu, kita tidak sadar pelan-pelan memasukkan kembali hal-hal yang tidak bermanfaat. Atau malah membuang hal-hal yang berguna. Karenanya sediakan waktu secara teratur untuk menganalisa apakah sudah benar keputusan anda kemarin? Apakah perlu ada yang kembali di rangkul atau malah dibuang?
Saya sendiri punya kelemahan menimbun makeup. Padahal saya sebetulnya jarang pakai karena terlalu ribet. Sehingga setiap sekitar enam bulan sekali terpaksa di pilah lagi dan dibagikan kepada orang lain segera. Karena makeup ada masa kadaluarsanya.
Langkah 6 : Tabungkan atau sedekahkan kelebihan uang yang diterima
Satu hal yang membuat kehidupan minimalis ini menarik adalah kebebasan finansial yang dihasilkan karena hidup yang hemat. Sediakan satu tabungan khusus yang otomatis langsung menyimpan uang yang biasanya dipakai untuk hal-hal tidak bermanfaat.
Dimulai dari uang hasil penjualan barang-barang hasil pembersihan diatas, lalu misalnya ada uang rokok, lalu anda dengan gaya hidup minimalis memutuskan berhenti merokok, maka uangnya bisa ditabung. Uang untuk nongkrong dikafe dan berpesta. Uang untuk mengganti hape baru.
Nominal uang yang semakin bertambah akan memotivasi anda untuk terus bersemangat menjalankan gaya hidup minimalis ini. Bisa juga kemudian uangnya kemudian bisa anda sedekahkan sehingga menjadi tabungan spiritual anda.
---
Pada akhirnya, bagaimana bentuk kehidupan minimalis yang anda pilih akan terpulang pada diri anda sendiri, tidak harus sama persis dengan langkah-langkah diatas. Yang penting adalah kemudian anda merasa lapang, lega. Tidak lagi terhimpit oleh benda-benda duniawi yang berlebihan dan tidak perlu.
Selamat mencoba!
Komentar
Posting Komentar